Skip to main content
Categories
BeritaGaya HidupHeadlineHiburanKemanusiaanMusik

Sosok Mak-E dalam “Mega-mega” Ternyata Seorang Transpuan

Ada yang mengejutkan dari pementasan “Mega-mega”, sebuah karya dari Arifin C. Noer yang dibuat tahun 1968, yang pada 24-25 Februari lalu ditampilkan kembali oleh Teater Keliling di Gedung Kesenian Jakarta.

Yaitu sosok pemeran Mak-E. Pujian layak disematkan kepada pemeran Mak-E pada pementasan perdananya, 24/2/2024.

Karena sosok Mak-E ternyata diperankan oleh seorang “transpuan”, yaitu Jeje Bahri. Mengejutkan karena sosok Mak-E sangat melekat diperankan oleh Jeje Bahri. Tanpa sedikit pun orang akan mengira bahwa dirinya adalah seorang transpuan.

Apresiasi kepada Jeje Bahri tentu bukan menghilangkan keseluruhan penampilan para pemain yang luar biasa totalitasnya dalam pentas teater musikal ini.

Diadaptasi dari karya yang dibuat lebih dari setengah abad lampau namun masih relevan dengan kondisi situasi sosial politik di abad milenium ini.

Arifin C. Noer menelurkan karya Mega-mega ini merupakan kritik sosial politik di awal era orde baru. Kritik lewat karya.

Bobot naskah yang kuat tentu bagai kedalaman sumur tak berdasar, yang bisa diperluas, diperlebar, disesuaikan, dengan konteks zaman.

Apresiasi juga patut diberikan kepada seluruh pemain dan kru Teater Keliling sangat memukau. Mereka seperti tidak sedang berakting, menari atau menyanyi. Melainkan karakter masing-masing begitu melekatnya, dan terasa sekali mereka menikmati permainan masing-masing peran.

Sebagai informasi, Teater Keliling sudah eksis sejak 1974. Pementasan pertama Teater Keliling saat itu adalah karya yang sama yang ditampilkan dalam 2 malam ini di GKJ.

Namun tentu saja Mega-mega yang ditampilkan di tahun 2024 ini telah beradaptasi dengan kekinian.

Jajang C. Noer menjelaskan, “Lebih tepat disebut sebagai adaptasi dari Mega-mega karya Arifin C. Noer. Memang dipentaskan dalam rangka merayakan 50 tahun Teater Keliling, yang awalnya adalah Teater Ketjil yang keliling.”

Tarian, iringan musik, lagu, improvisasi kata-kata disajikan dalam konteks aktual. Seperti soal Quick Count, slot (judi), bahkan sempat terlontar soal UU yang bisa diubah penguasa.

Tiket terjual laris manis jauh hari sebelum perhelatan. Para penonton pulang dengan penuh kepuasan. Bahkan ada rombongan keluarga yang anggotanya tersebar ada yang di luar negeri bela-belain berkumpul untuk menyaksikan karya legendaris ini.

Apresiasi patut diberikan untuk seluruh tim, kru, para pemain, pemeran utama, terlebih tokoh utama seperti Kemilau Daniswara, perempuan muda sangat berbakat yang cemerlang, juga Achmad Fadlan, tanpa mengecilkan pemeran-pemeran utama lainnya yang juga total bermain.

Ada hampir 3.000 anak muda yang mendaftar untuk bisa terseleksi dalam casting menjadi pemain di Mega-mega, dan ada ±180 orang yang tampil kemarin.

Apresiasi tinggi juga patut disematkan kepada Dery Syrna sebagai produser eksekutif dan pelatih akting, juga seluruh pihak di belakang layar pementasan ini.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends