Air Mata Rakyat di SICC Sentul
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateMon Feb 25 2019
Dalam Pidato Kebangsaan yang disampaikan Jokowi kemarin di Sentul International Convention Center, Bogor 24 Februari 2019, ada sebuah momen yang cukup mengharukan. Seorang netizen, Sorensen Rambu Langi “memotret” momen tersebut dalam tulisannya yang diposting di sebuah grup FB. Begini deskripsinya.
Baru kali ini saya melihat seorang Presiden berhenti begitu lama dalam orasinya.
Dia berhenti menghapus sesuatu di bagian alis dan matanya, aku lihat dia terdiam sejenak entah apa yang dia pikirkan.
Aku lihat dia terdiam sejenak seperti hendak meneteskan air mata, sorak sorai massa yang hadir menggelorakan gedung malam itu, dia tertunduk dan mengelap entah apa yang dia lap dari wajahnya, aku rasa bukan keringat.
Saya memandangnya dari layar kaca, saya melihat dia ingin menangis di hadapan halayak umum, dia ingin berbagi rasa dengan orang-orang, dia ingin menangis tapi dialah Presiden kita.
Dengan wajah yang seakan terlihat lelah dia tak mau terlihat pesimis di hadapan rakyat Indonesia, dengan semangat dalam dirinya dia bangkitkan jiwa-jiwa yang penuh optimisme, inovasi, konsistensi, kritis dan memiliki tekat kuat yang terpendam terkubur lama selama ini.
Pak, saya hanya melihatmu dari balik layar telpon pintarku aku lihat kau ingin menangis, karena terlalu banyak hinaan yang selama ini kau dapat, tapi kami selalu akan ada untukmu pak, kami akan selalu ada.
Lama dia terdiam di atas podium tiba-tiba kalimat yang kuat keluar dari tenggorokannya yang kekar berbunyi lantang, “Kalau ada pemegang konsesi besar yang ingin dikembalikan ke negara, saya tunggu… Saya tunggu sekarang…!”
Seisi gedung bergemuruh dengan berteriak, “Balikin… balikin…. balikiiin….!”
Presiden kita kembali terdiam, aku lihat sorot matanya yang tajam ada cahaya yang berbinar binar hendak jatuh dari pelupuk matanya.
Pak kau boleh menangis, pak kau boleh bersedih, pak menangislah, agar hatimu bisa tenang kembali. Menangislah untuk sebuah cita-cita yang luhur, pak jangan biarkan air matamu tak tumpah agar kami mengerti betapa hati kecilmu sangat tersakiti selama ini.
Pak Presiden jangan kau tahan air matamu itu, kami di sini hadir bersamamu, kami di sini melihatmu dari balik televisi dan telpon genggam milik kami, kami rakyat Indonesia yang memilihmu menggantungkan harapan dan cita-cita bangsa ini padamu.
Kami tak gentar meski setan sekalipun mengancam.
Saat gemuruh audiens mereda, Jokowi melanjutkan dengan kalimat pamungkas, “Dan akan saya bagikan untuk rakyat kecil!”
Penulis: Sorensen Rambu Langi
Editor: Erri Subakti
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)