Skip to main content
Categories
BeritaHeadlineNasional

Ambulans Pemprov DKI Angkut Batu dan Bensin Bukan Hoax

Ely Kasih

Meskipun polisi sudah menghapus cuitan dan memberikan klarifikasi bahwa ambulans Pemprov DKI Jakarta tidak dengan sengaja digunakan untuk menyimpan batu dan bensin seperti yang ada di Ambulans Gerindra saat kerusuhan Mei 2019, keberadaan batu dan bensin di ambulans itu bukan hoax.

Ini adalah kebenaran yang disampaikan. Mau secara aktif atau tidak, ambulans Pemprov DKI Jakarta sudah secara aktif untuk membela para perusuh. Mereka mendukung para perusuh dengan cara menyembunyikan mereka di dalamnya. Kami mendukung polisi  untuk mengusut tuntas kasus ini.

Seharusnya ambulans berisi alat-alat penyelamat dan pengobatan. Secara standar, ambulans harus memiliki ranjang lipat, perban, obat-obatan P3K dan alat bantu pernafasan sederhana. Bukan isinya batu, anak-anak yang bersembunyi dan bensin.

Penemuan lima ambulans oleh pihak kepolisian justru dikonfirmasi oleh Argo. Jadi secara sederhana, apa yang dikerjakan polisi adalah memberikan klarifikasi. Polisi membenarkan bahwa ambulans Pemprov DKI Jakarta terdapat batu.

Mau bagaimana pun juga, ambulans bukan tempat bermain petak umpet. Ambulans itu adalah mobil yang seharusnya bersiaga untuk mengantarkan orang yang sakit dan butuh pertolongan medis.

Kalau ketika dibongkar, polisi menemukan anak-anak perusuh, bom Molotov dan bensin, ya memang tidak beres.

Penampakan sudah sangat jelas. Polisi bahkan sudah memberikan rilis barang-barang apa saja yang ditemukan di dalam Ambulans milik Pemprov DKI Jakarta.

Dilihat dari website yang penulis ambil di sini ada beberapa foto yang bukan hoax. Fotonya sudah sangat jelas. Ada barang bukti yang diamankan dari ambulans milik Pemprov DKI Jakarta.

Yang saya bingung, mengapa polisi harus mengaku salah informasi? Padahal informasinya sudah jelas, polisi menemukan barang-barang seperti batu dan minyak di dalam penggeledahan ambulans milik pemprov DKI Jakarta.

Mau secara aktif mereka menyembunyikan batu, atau terpaksa menyembunyikan batu, ya tetap saja salah dan tidak beres. Saya melihat hal ini tidak beres. Siapa yang harus bertanggungjawab? Kalau polisi minta maaf, saya melihat itu hanya untuk meredam keadaan.

Saat ini rakyat harus lebih sabar dan lebih santai. Pembaca berita harus lebih dewasa dalam dalam memaknai hal ini.

***

Boleh dibilang, klarifikasi pihak kepolisian lebih untuk melindungi nama negara Indonesia. Palang Merah Internasional yang bermarkas besar di Jenewa punya prinsip dasar yang tidak boleh dilanggar: NETRALITAS dalam melakukan kegiatan dan misi kemanusiaannya.

Satu negara hanya dibolehkan punya satu organisasi Palang Merah. Bila ketahuan oleh dunia bahwa di Indonesia Palang Merah tidak netral, lakukan bantuan kemanusiaan namun 5 ambulans dibiarkan (sengaja atau tidak) memuat benda yg jelas tdk berhubungan dengan tujuan bantuan bencana atau pertolongan medis dsb., ya itu akan menyulitkann Palang Merah dalam kegiatannya di masa mendatang. Ini sangat serius dampaknya, baik sebagai organisasi bermisi kemanusiaan (humanitarian), maupun dari sisi reputasi Indonesia (membawa nama negara).

Editor: Erri Subakti

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends