Kesaksian Eksportir Seafood Soal Ekspor Benur Lobster
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateTue Dec 17 2019
Saya akan cerita tentang benih lobster (lobster seed/lobster fingerlings) ini. Tanpa maksud offense atau defense pihak manapun. Saya tulis apa yang saya tau dan alami sebagai pelaku di bisnis seafoodexport secara umum lebih dari 15 tahun. Kalau ada yang kurang silakan ditambahi.
Saya mulai dari lobster benih yang dilarang tapi di-export secara ilegal itu, adalah lobster seeds. Jadi bukan anakan lobster yang sudah gede. Peraturan kita mengharuskan bibit ini diambil dari laut adalah panjang karapas 8 cm atau setara 200 gram berat lobster itu.
Benih lobster yang dimaksud beberpa hari ini adalah lobster benur kecil, makanya disebut lobster seed, biji masih tranparan panjang beberapa cm. Foto saya ambil dari internet, sebesar itu biar ada gambaran pembanding tangan orang dewasa.
Jadi jauh di bawah aturan yang mengharuskan panjang karapas min 8 cm atau dalam berat sekitar 200 gram. Benih itu adanya di laut, tidak bisa dideder kaya udang, bandeng ataupun lobster air tawar (crayfish). Ini diambil dari laut/pantai langsung secara alami (wild caught).
Ada yang bilang bahwa yang ada di laut cuma 1% yang tumbuh dewasa karena satu indukan bertelur ratusan ribu. Iya benar, terus masalahnya di mana? Sejak jaman Nabi Adam juga begitu. Apa lobster punah? Alam memberikan caranya sendiri untuk menjaga keseimbangannya.
Lalu kenapa untuk ditambak harus ambil yang lobster seed ini? Dan harus yang masih transparan seperti tadi? Karena survival rates (SR) untuk adapted ke lingkungan baru lebih besar dibanding yang sudah gede misalnya ukuran 100 atau 200 gram tadi. Rata rata berapa? Masih 20%-an.
Ini hal yang sangat umum dan diketahui oleh semua pembudidaya lobster baik Indonesia atau Vietnam. Kata kuncinya adalah; belum ada teknologi advance untuk budidaya ini, dibanding budidaya aquaculture yang lain. Sebesar 20% SR sudah bagus. Dari 1000, bertahan 200 ekor.
Yang namanya budidaya lobster, jangan dipikir seperti budidaya udang, lele, bandeng, kerapu. Lobster ini rentan mati, sampai sekarang yang saya tau belum ada yang berhasil memindahnya ke darat terus dibuat ekosistemnya persis seperti habitatnya di laut. Setahu saya begitu.
Harganya berapa? Harga lobster seed ini kenapa membumbung tinggi? Karena dilarang, sehingga cost-nya membengkak di urusan non komersial. Harganya: antara 20-30 sampai 50 ribu seekor tergantung jenis dan cara pembeliannya, ada yang root ada yang dipisah berdasar jenis.
Terus satu kiriman berapa banyak? Ya puluh ribu. Karena barangnya kecil, di-packing pun juga lebih banyak jumlahnya. Paling mahal itu jenis lobster mutiara, paling murah: bambu. Transaksinya, gelap. Transporternya… gelap. Transitnya: Singapura (karena di Singapura ini legal).
Harga lobster berapa yang sudah gede? Fluktuatif. Harga di Hongkong, Shanghai, Singapura, berubah-ubah. Lokal berapa? Ini update-nya.
Nah, Budidaya lobster itu uber-uberan dengan namanya SR. Dan bukan perkara mudah. Teman saya bahkan harus hire orang Vietnam 5 orang untuk handle kolam apungnya. Memang orang kita gak bisa? Buktinya memang tidak. Untuk apa memang? Untuk menyelam lama beberapa kali sehari.
Menyelam tadi buat apa? Buat feeding (memberi makan) dan cleaning. Lobster itu dikasih makannya musti sambil menyelam, kalau ditebar begitu saja dari atas, ya gak dimakan. Buang pakan. Ketergantungan terhadap alam masih sangat tinggi. Kita berusaha, selanjutnya biar alam yang putuskan.
Lalu kenapa Vietnam? Berhari-hari ini Vietnam tiba-tiba jadi primadona, juga sebagai bahan pelampiasan kekesalan. Mana “bal-balan” kita kalah lagi sama mereka. Komplet jadi musuh bersama, dianggap sebagai penadah lobster selundupan dari kita.
Faktanya memang mengejutkan. Dan banyak yang mungkin sudah tau. Saya akan mulai dari sini, ini koordinatnya, saya masih ingat waktu lihat bagaimana gilanya budidaya ini di lokasi ini.
Coba buka koordinat google map ini 12.638191,109.356022 pakai satelite view lalu zoom sedekat mungkin coba hitung berapa banyak keramba mereka di Na Thrang itu. Hitung berapa kotak per keramba terlihat jelas di google map. Ribuan jumlahnya.
Di bagian lain Vietnam ada, tapi sedikit. Karena sentranya ada di kawasan Na Thrang ini. Terkonsentrasi di sini. Bayangkan juga sedimentasi dari semua pakan dan obat-obatan yang dipakai terkumpul di teluk itu. FYI (for your information), ikan patin VN (Vietnam) sudah mulai di-banned di beberapa negara.
Lalu kenapa VN terus membeli lobster seeds? Karena untuk mencukupi keramba yang ribuan tadi, tidak cukup di-supply dari lokal mereka. Selain kita, dari mana? Dari Filipina. Dengan cara sama. Menyelundupkan. Karena Filipina juga dilarang seperti kita.
Pertanyaannya apakah VN jadi paling hebat dengan teknologi pembudidayanya? Tidak. Sama saja. Yang membedakan adalah SDM (sumber daya manusia)-nya. Mereka kerja jauh lebih keras dibanding SDM kita. Mereka mampu menyelam lama dan telaten dalam mem-feeding benih lobster tadi sampai menjadi dewasa.
Teman saya sampe hire 5 orang pekerja VN, dan orang lokal kita tidak mampu mengikuti karena musti menyelam terus menerus tadi. Ekosistem alam laut, tidak bisa kita kontrol semua parameternya, itu tantangan di budidaya lobster, termausk di VN sana.
Itu sekilas cerita yang saya tau, koordinat tadi juga karena saya pernah lihat secara langsung jadi ingat lokasi di google map. Sudahlah biar saja lobster hidup di laut dan besar di laut. Masih banyak ikan lain yang bisa ditangkap dan dijual. KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) seperti tidak ada urusan lain.
Terus ada ide aneh, ya di-export lalu nanti perjanjian disuruh kembalikan ke Indonesia. Ini ide teraneh yang saya tau. Maaf jika banyak typo, dan silahkan bagi yang menambahi. Salam dari Surabaya!
Sumber tulisan dari akun Twitter @hcahyono.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)