Skip to main content
Categories
BeritaHeadlineKesehatan

Media Terakreditasi Contreng Biru Kok Gitu Amat Sih

Sebelum saya kembali menulis, izinkan saya mengucapkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri

1 Syawal 1441 H

Mohon maaf jika ada tulisan-tulisan saya yang menyinggung pembaca.

Siang tadi (Selasa, 26 Mei 2020), di hari lebaran ke-3, saya dikagetkan oleh berita yang dipelintir habis oleh media online yang terakreditasi contreng biru milik Trans Corp, yang merupakan salah satu dari anak perusahaan CT Corp.

Saya lantas berpikir, ada apa gerangan yang sebenarnya terjadi? Mengapa dalam hitungan jam, Detik.com dan media-media lain di bawah naungan Trans Corp mengganti judul sebuah berita hingga 3 kali. Hal yang murut saya teramat aneh untuk sebuah media yang terakreditasi contreng biru.

Sudah menjadi rahasia umum, jika Chairul Tanjung (CT)  begitu dekat hubungannya dengan istana Cikeas, dengan mantan Presiden SBY. Jadi tak salah jika kemudian SBY menjadi Komisaris Utama di perusahaan media milik CT tersebut .

Entah politik atau manuver apa yang hendak SBY lakukan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal ini dilakukan untuk memuluskan rencananya menjadikan sang Mayor menuju Istana yang sesungguhnya di 2024.

Melalui tangan seorang wartawan senior Isal Mawardi yang kerap melakukan klik bait atau mengambil berita dengan mengorbankan kualitas atau akurasi dari berita yang sebenarnya, Isal Mawardi kembali melakukan klik bait, untuk kegiatan Jokowi saat mengadakan pengecekan di sebuah mall di Bekasi dalam rangka persiapan ‘New Normal’.

Sebelumnya wartawan Detik.com menulis berita bahwa siang hari tanggal 26 Mei 2020, Jokowi akan ke Bekasi dalam rangka memimpin pembukaan mall.

Bagi saya ini adalah berita yang sangat ngawur. Mana mungkin Presiden meresmikan pembukaan mall di tengah pandemi Covid-19. Jika benar Presiden melakukan hal itu, itu artinya sama saja Presiden membiarkan virus itu semakin menyebar ke mana-mana. Jadi untuk apa Presiden membentuk Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 dan sibuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak rumah sakit yang menangani pasien yang terpapar virus.

Pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi kemudian geram membaca berita tersebut, dan mengajukan protes, keberatan dengan berita yang telah dibuat oleh Detik.com. Karena dari judul yang dibuat menggiring opini bahwa Presiden Joko Widodo membiarkan pandemi ini terus berlanjut.

Berita yang ditulis oleh wartawan Detik.com setelah diprotes oleh Pemkot Bekasi.

Mendapat protes dari Pemkot Bekasi, kemudian pihak Detik langsung mengoreksi dan  mengganti judul beritanya di sini

Tidak hanya selesai sampai di situ. Pihak Pemkot masih keberatan dengan berita yang ada. Dan lagi-lagi pihak Detik.com kembali mengkoreksi judul beritanya.

Dan kali ini, akhirnya judul beritanya sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya, jika kunjungan Jokowi ke Bekasi dalam rangka mengecek persiapan New Normal. Karena Bekasi sudah berubah menjadi zona hijau, tang artinya sudah terbebas dari covid-19.

Sebenarnya bukan kali ini saja Detik.com melakukan Klik bait. Beberapa hari sebelumnya, saat Sholat Idul Fitri pun, Detik.com melakukan hal yang sama.

Menggring opini pembacanya bahwa Presiden Joko Widodo tidak mentaati aturan yang dibuatnya sendiri. Padahal berita itu tidak benar, salah besar.

Menurut laman media sosial milik Presiden Joko Widodo, Presiden bersama Ibu Negara dan para petugas yang sehari-hari membantu tugas rumah tangga presiden melaksanakan sholat Idul Fitri di halaman Wisma Bayurini Istana Bogor. Termasuk yang menjadi imam dan khotib berasal dari petugas di lingkungan pengamanan dan pegawai istana.

Jika sudah seperti ini, wajar jika kemudian Detik.com banyak dihujat orang. Berkali-kali melakukan kesalahan yang dianggap masyarakat sangat fatal. Apalagi dengan menjatuhkan kredibilitas Jokowi sebagai Presiden, pemimpin tertinggi di negeri ini. Dan ramai-ramai meng-uninstall aplikasi Detik.com dan ratingnya di playstore pun turun dratis dengan komentar-komentar pedas.

Sore ini (Jum’at, 28/05), saya membaca sebuah berita, bahwa wartawan Detik.com yang memberitakan tentang kunjungan Presiden ke Bekasi mendapat banyak ancaman, salah satunya ancaman pembunuhan. Buat saya secara pribadi, wajar jika masyarakat bereaksi keras dan marah atas permberitaan yang terkesan ngasal dari wartawan itu, meski agak kebangetan juga. Biarlah menjadi efek jera untuk para wartawan itu, agar tidak seenaknya dan sembarangan dalam menulis berita.

• RINA •

Seseorang yang doyan makan tapi bisa masak. Suka baca dan sedang belajar jadi penulis.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends