Skip to main content
Categories
Uncategorized

Mengenal Filter Bubble, Hubungannya Dengan Spoiler Pemilu dan Game of Thrones

Pemilu yang akan diselenggarakan tahun depan, efek panasnya sudah dirasakan dari kemarin-kemarin. Dua kubu sudah saling melemparkan cyberbullying, tiada hari tanpa nyinyir dan berburu bahan ledekan. Tapi jangan bilang kalo mereka kurang kerjaan atau kurang bahagia, karena dengan begitu justru mereka bisa menghasilkan endorphin. Lagipula rata-rata dari kedua kubu sangat kreatif, kok. Untuk orang yang pengetahuan politiknya ga luas-luas amat, menyaksikan war-online dan meme-meme politik lucu itu sangat menghibur, meski kadang saking panas dan ngeselinnya jadi pengen ngebekelin parang. Kedua kubu yang ga sabar nunggu hasil pemilu ini juga banyak yang sudah melakukan voting dan hasilnya pun beragam.

Sama seperti finale season Game of Thrones yang juga akan tayang pada bulan April tahun mendatang. Para penggemar fanatik sudah jauh-jauh hari merasa frustasi untuk mencari secercah sneak peek atau spoiler. Bulan lalu saja ketika HBO memperlihatkan sneak peek selama dua detik, semua akun fanbase-nya langsung kelabakan, kayak liat mantan tersayang yang udah lama gak ketemu. Saking gak sabarnya setelah hampir dua tahun menunggu, mereka pun menciptakan poster hasil imaginasi sendiri dan menebak-nebak ending. Apakah Daenerys berhasil menduduki Iron Thrones, apakah White Walker akan musnah, atau apakah Jon Snow akan terkena serangan panick attack setelah tahu bahwa wanita yang syubidupapap dengan dirinya adalah tantenya sendiri. 

By the way, ada beberapa bocoran spoiler yang digambarkan oleh para pemain Game of Thrones dan beberapa orang di dalamnya. Tapi Sophie Turner alias Sansa Stark sudah memperingati bahwa banyak adegan palsu yang harus dilakukan untuk menjaga alur cerita Game of Thrones tetap menjadi kejutan. Bahkan lokasi syuting GoT juga memiliki drone killer, sehingga jika ada paparazzi yang pengin kepoin aktivitas shooting, drone tersebut akan langsung ditembak hingga jatuh ke tanah. Hal ini bertujuan untuk membingungkan para penggemar termasuk aktor-aktornya sendiri. Bhaique!

Lalu bagaimana dengan spoiler pemilu dari hasil voting abal-abal yang dilakukan cebong-kampret dan beberapa politisi? Kita juga jangan terkecoh dengan hasilnya. Di kubu sana yang menang si anu, tapi kok di kubu sini yang menang si itu? Jawabannya, di sinilah filter bubble bekerja.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh aktivis internet bernama Eli Pariser. Filter bubble merupakan formulasi pada sebuah situs yang akan menebak info apa saja yang kira-kira pengguna tersebut ingin lihat. Buat kamu yang penggemar Game of Thrones, pasti explore di Instagram kamu juga dipenuhi postingan yang berkaitan dengan TV series satu ini. Atau pendukung Jokowi feednya dipenuhi cebong dan pendukung Prabowo timelinenya diramein kampret. Kenapa bisa gitu? Karena history pencarian kita akan dicatat, termasuk apa saja yang kita follow. Jadi mesin internet akan menyuggestikan akun-akun atau info yang berkaitan dengan history pencarian tersebut. Nah, jadi kalo misalkan fanpage/group kubu Prabowo bikin voting dan hasilnya Prabowo yang menang, ya jelas saja karena akun itu dipenuhin kampret, disebar oleh kampret dan disuggestikan secara otomatis ke akun-akun kampret yang lain. Pun berlaku dengan kubu Jokowi. Ini ga semua orang tahu karena ada aja yang percaya sampai ber-euforia ketika capres idolanya menang telak 90%. Ini bisa beda lagi jika voting dilakukan oleh orang berpengaruh dan bukan dalam komunitas tertentu.

Eniwei, ternyata filter bubble bisa berbahaya karena akan berpengaruh pada perkembangan pola pikir dan respon para netijen. Kita akan terkurung dalam gelembung imajiner yang isinya sesuatu yang pro dan orang-orang yang sepemikiran dengan kita saja, sehingga kita bisa menjadi anti kritik dan semakin merasa paling benar sendiri, karena terus-terusan disuguhi berita yang opini dan kontennya itu-itu doang. Efek filter bubble ini juga bisa menjadikan seseorang jadi kurang open minded, gak fair dan gak objektif.

Jokowi yang kemarin berpidato di IMF menyamakan bahaya di serial Game of Thrones dengan ancaman ekonomi negara sebagai ‘Winter is Coming’. Menurut saya, bahaya ini juga sama dengan pemilu yang akan datang. Di Game of Thrones, Seven Kingdoms sibuk berebut tahta sehingga tidak sadar bahaya besar sudah mulai mengancam di Utara. Sama dengan perekonomian dunia yang sedang mengancam saat ini setelah para pemangku kebijakan berhasil menyelamatkan ekonomi dari krisis keuangan. Pun sama dengan Klan Cebongers dan Klan Kampeters yang ‘menghunuskan pedang’ satu sama lain menjelang war of  general election yang semakin memanas, apalagi ketika terungkapnya hoaks yang disebar Milady Ratna Sarumpaet, dimana hal tersebut sempat mengguncang House of Gerindra dan dijadikan ‘wildfire’ oleh cebong untuk menyerang kampret. Sadar tidak sadar bahwa war-online ini akan memicu perselisihan yang semakin akut di pemilu mendatang dan merugikan banyak pihak.

Semoga kedua kubu dapat menciptakan strategi sehat dan musim pemilu tahun depan bisa berjalan dengan lancar.

(((Winter is coming and general election is full of terrors)))

Penulis: Lovanisa

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends