Skip to main content
Categories
Gaya HidupInspirasiRumah Tangga

Merayakan Perceraian, Perlukah?

Berawal dari iklan pemesanan Divorce Cake yang tak sengaja melintas di beranda jejaring sosial, saya berpikir, memangnya laku kue begituan? Ada ya manusia yang kurang kerjaan memesannya demi merayakan sebuah perceraian?

Pinterest

Sebuah penilaian buru-buru yang berasal dari perempuan yang tidak punya otak bisnis sama sekali rupanya. Yups, sebelumnya saya tidak tahu sama sekali, bahwa memesan kue khusus untuk merayakan perceraian ternyata sudah jadi tren di belahan bumi sana. Selain Amerika dan Inggris yang memulainya terlebih dahulu, negara Arab Saudi dan Iran juga sudah mengikuti tren ini sejak beberapa tahun terakhir.

Nah, kalau sekarang Indonesia mulai latah ikut-ikutan, rasanya tidak mengherankan. Angka perceraian di Indonesia memang cukup tinggi. Tahun 2016 lalu, Badan Pengadilan Agama Mahkamah Agung mencatat sedikitnya terdapat 315 ribu kasus perceraian yang telah diterima dari seluruh Indonesia dan diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. Angka yang lumayan fantastis, dan saya angkat topi pada mereka yang jeli melihat ini sebagai peluang bisnis menjanjikan.

Lalu, seberapa pentingkah merayakan perceraian itu?

Meski angkanya cukup tinggi, perceraian masih cenderung dianggap aib di negeri kita. Sebuah simbol kegagalan yang dipercaya hanya akan menimbulkan masalah-masalah baru, terutama yang berimbas pada anak. Belum lagi beban moral yang harus dipikul tepat setelah menyandang status janda. Tak bisa dipungkiri, ini benar-benar tidak mudah.

Lha, terus ngapain dirayakan?

Bagi sebagian orang, proses bercerai dengan pasangan adalah sebuah perjalanan panjang melelahkan. Tak hanya menguras psikis dan emosi, namun juga secara fisik untuk kemudian sampai pada putusan harus berpisah.

Perceraian adalah mengulang kembali sebuah titik dalam kehidupan dan menjadikannya lembaran baru. Bisa juga sebagai simbol kebebasan dari belenggu yang mengekang selama ini. Sesuatu yang pantas dirayakan, setidaknya bersama orang terkasih. Mereka yang letih setelah berjuang sekian lama tentunya butuh refreshing, kan?

Bagaimanapun, perceraian akan selalu menyisakan luka dan kepahitan. Namun dikelilingi support dari orang-orang terdekatmu akan jadi terapi paling baik. Berpesta atau bersenang-senang akan membuatmu rileks dan melupakan sejenak rasa perihnya. Pada akhirnya, hal ini akan membantumu pulih dan segera move on.

Yang jelas, jika memutuskan ingin merayakan perceraian, sebaiknya memang jangan berlebihan. Batasilah jumlah undangan yang akan datang ke pestamu. Fokuskan diri pada mereka yang mendukungmu saja, dan abaikan mereka yang menghakimi. Ingat selalu bahwa perceraian bukanlah akhir dari segalanya.

Sebaliknya, jika merasa perayaan pesta perceraian adalah kegiatan nirfaedah plus pemborosan, maka cukup disimpan dalam hati saja. Tidak perlu nyinyir pada mereka yang memilih merayakan. Sama sepertimu yang punya pertimbangan ini-itu, mereka juga pasti punya pemikiran sendiri.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends