Pelajar Indonesia Raih Peringkat Pertama Kejuaraan Karate di Luxemburg
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateThu Oct 24 2019
Lima pelajar alumni Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tahun 2019 berhasil menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional cabang olahraga karate. Raihan tujuh medali yang terdiri enam emas dan satu medali perak dalam ajang tersebut, menjadikan Indonesia sebagai peringkat pertama pada The Coupe Internationale De Kayl 2019, diselenggarakan di Luxemburg pada 15 s.d. 21 Oktober 2019.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (Dit.PSMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Poppy Dewi Puspitawati, mengatakan keberhasilan peserta didik tingkat SMP ini bisa memotivasi peserta didik lainnya. “Kami senang sekali karena ini adalah salah satu wadah anak-anak. Ternyata kalau anak-anak diberi kesempatan, diberi pelatihan, diberi apresiasi, mereka bisa menunjukkan bakatnya. Bahkan kalau dilihat dari tim, dengan raihan enam medali emas, Indonesia menjadi juara umum. Karena tidak ada tim dari negara lain yang raihannya melebihi tim Indonesia. Jadi ini juga untuk memotivasi anak-anak, orang tua, guru dan pelatih, ternyata kita dikancah international cukup mengagumkan dan apresiasi di tingkat international tidak usah diragukan lagi,” jelas Poppy saat menjemput kedatangan tim karate Indonesia di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa malam (22/10)
Sebagai apresiasi atas prestasi yang diraih para siswa tersebut, Kemendikbud memberikan hadiah uang pembinaan sebesar Rp12.500.000,- bagi peraih medali emas dan Rp10 juta bagi peraih medali perak. Selain itu, Kemendikbud juga memberikan komputer tablet kepada setiap siswa yang ikut berlomba di tingkat internasional. “Sejalan dengan kebijakan Mendikbud, yaitu digitalisasi sekolah, kita berikan tablet kepada semua anak yang ikut berlomba di luar negeri. Peserta IMO (International Mathematic Olympiade) yang telah menjadi juara umum matematika, kita kasih tablet yang berisikan aplikasi rumah belajar, jadi mereka turut menyosialisasikan juga,” ujar Poppy.
The Couple Internationale De Kayl 2019 merupakan kejuaraan Karate Internasional antar pelajar yang dilaksanakan di Luxembourg, Eropa. Kejuaraan ini diikuti 721 atlet dari 15 negara. Pada tahun 2019, Kemendikbud mengirimkan enam atlet yang terdiri dari 3 orang putra dan 3 orang putri untuk kategori Kata dan Kumite.
Dari ke-6 pelajar tersebut, lima diantaranya meraih medali emas yang diraih oleh Salma Aulia, pelajar SMPN 30 Jakarta untuk kategori Kata Female U14 dan kategori Kumite Female U14 +50kg; Luvena Milano Setyaka, pelajar SMPN 1 Surakarta untuk kategori Kumite Female U14 -50kg; Muhammad Akio Zaiko, pelajar SMPN 115 Jakarta kategori Kata Male U14; Nathaniel Abimanyu, pelajar SMPN 3 Sleman untuk kategori Kumite Male U14 +50kg; dan Denis Darmawan, pelajar MTs Negeri Salatiga untuk kategori Kumite Male U16 -52kg. Satu medali perak diraih oleh Luvena Milano Setyaka, pelajar SMPN 1 Surakarta untuk kategori Kata Female U14.
Peserta yang meraih dua emas, Salma Aulia mengungkapkan perasaan senang dan bangga bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. “Saya sangat bangga banget, gak nyangka dan bisa juara satu untuk dua kategori. Di situ saya terharu, atas prestasi saya, bendera Indonesia berkibar paling atas di Luxembourg,” ujar peraih medali perunggu pada Thailand Open 2019.
Salma belajar karate sejak duduk di bangku taman kanak-kanak hingga saat ini. “Pertama kali saya ikut pertandingan waktu kelas 3 SD, dan akhirnya saya bisa ikut O2SN di Semarang dengan meraih emas. Latihannya setiap hari, setiap sore. Semua berkat dorongan orang tua saya,” ungkap Salma.
Kepala SMPN 30 Jakarta M. Yusuf Purwa, mengatakan sosok Salma merupakan pelajar yang gigih dan disiplin. “Memang selama ini, Salma ini sosoknya gigih dan saya salut, karena berasal dari keluarga yang sederhana tapi dia berprestasi. Secara akademik pun, alhamdulillah, rata-rata nilainya bagus, yang jelas saya pernah bicara dengan ibunya, Salma itu orangnya bisa membagi waktu baik intra maupun ekstra,” terangnya.
Sejalan dengan itu, Pelatih dan Pembina Tim Karate Indonesia, Adriyansyah menjelaskan kelebihan dari tim karakter Indonesia, selama dua minggu masa pembinaan, semangat, kebersamaan dan kekompakan terus diterapkan kepada peserta. “Sampai hal yang sangat detail, saat tidurnya pun pintu kamar kita tutupkan supaya mereka benar-benar sudah istirahat. Jadi secara teknis dan non teknis sangat kita perhatikan. Dari segi teknik, pelajar SMP ini sangat berbakat, dan bakat mereka sudah memenuhi untuk berstandar international,” katanya.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)