Skip to main content
Categories
HeadlineHer StoryInspirasiKarir

Secuil Kisah Sedih Generasi Sekarang

Jadi kantor aku selalu dengan sukacita menerima magang (internship). Buat aku, jiwa muda dan semangat mahasiswa selalu memberi pengaruh baik dan suasana menyenangkan ke kita-kita yang sudah “tua” dan sudah tahunan jadi pekerja. Rasanya tuh kayak kalau ada anak bayi atau anak kecil di rumah, kan berisik terus tuh seisi rumah. Dalam satu batch magang, kita menerima maksimal hingga 6 anak magang, yang kita kasih uang transport sepantasnya setiap bulan.

Hal ini berjalan dengan baik selama hampir 7 tahun. Bahkan mahasiswa-mahasiswa dari beberapa universitas yang aku tidak familiar sama sekali, ternyata pintar-pintar dan menyenangkan. Mereka benar-benar membawa nama baik bagi universitas mereka. Beberapa anak magang bahkan melanjutkan jadi karyawan atau freelancer sangking ‘kece’-nya semangat kerja mereka. Sudah puluhan anak magang lulusan kantor aku. Dan andai semua yang bagus bagus itu lanjut jadi karyawan, betapa menyenangkan hidup ini.

Peraturan magang di kantor aku sederhana banget. Masuk setiap hari, apabila ada jadwal gak bisa masuk harus jelas di depan dan ada dokumen dari kampus. Ini untuk kebaikan mereka, supaya mereka benar benar belajar dan mengalami, kalau tidak suka, kan mereka bisa segera mencari kantor lain buat magang. Lagian ngapain juga kita “nampung” orang buat menghabiskan listrik dan kuota internet kita dan kemudian di’paksa’ ngisi kertas penilaian mereka, padahal mereka gak ngapa-ngapain.

Sampai 2 bulan yang lalu, kita menerima 1 batch mahasiswa dari sebuah universitas di Jakarta. Ada 4 orang. Dan untuk pertama kalinya aku benar benar nganga melihat kelakuan mahasiswa magang. Dari masuk tiap hari selama 3 minggu kemudian tiba-tiba jadi cuma Senin dan Jumat, lalu tiba tiba Jumat juga ga datang. Gak bersedia dan malas ikut event. Dari tugas kecil bikin dokumen excel, cari artikel dan media monitoring, gak ada yang baik dan benar, jadi orang kantor malas memberikan mereka kerjaan. Diminta wudhu pada tempatnya, wudhu di kamar mandi kering bikin basah semua. Dan sudah ada tempat sholat, sesuka hati sholat di ruangan. Ngumpul antara mereka aja dan gak suka mingle. Why in communications field then?

Maka dengan senang hati aku menyuruh mereka semua untuk tidak usah ke kantor lagi dan cari kantor lain buat magang. These people have no respect at all. Mereka datang dengan sejuta alasan dan pastinya yang disalahkan pertama adalah kampusnya dan jadwal kampus yang tidak jelas kata mereka. Aneh, kalo jadwalnya sebegitu gak jelas, kenapa nyuruh mahasiswanya magang?

Hari ini, seorang anak magang DATANG DENGAN IBUNYA KE KANTOR, yes, IBUNYA. I think this is so bad. Bukan hanya anak-anak ini tidak punya disiplin dan rasa hormat, mereka juga tidak punya kemampuan menyelesaikan masalah mereka sendiri di usia sudah dewasa begitu.

Menurut aku, inilah contoh calon pekerja yang sangat merepotkan nantinya, yang membawa nama buruk pada generasi mereka, padahal yang begini cuma segelintir. Tapi bikin kesal banget.

Ibunya bilang (berulang-ulang) anaknya nangis-nangis terus akhir akhir ini. Minta tolong kantor ini kasih solusi. WHAT???

Oh my goodness…, coba kalau aku ngadukek gitu ke nyokap, pasti dibilang, “Ya namanya kerjaan, mana ada yang enak-enak, jangan cengeng!” Bukannya, “Sini mama ke kantor kamu, ngobrol sama siapa itu yang ada di sana.”

Untungnya baru cuma 1 batch yang begini dan aku benar-benar gak paham, gimana mereka bisa survive di karir mereka nanti ya?

Dan sekarang kantor harus memperkuat SOP untuk bisa magang di sini.

Ya Tuhan, jauhkanlah hambamu ini dari anak magang norak dan ibu-ibu mereka. Amin.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends