Skip to main content
Categories
Gaya HidupInspirasiMedia SosialRumah TanggaWoman Talks

Untuk Ibu-Ibu Jaman Now yang Suka Sebar Hoax Politik

Yang namanya perempuan, ngomongin politik, atau ngikutin berita politik, wajar saja sih. La piye, nyatanya segala sendi kehidupan, diatur oleh politik, apalagi yang namanya urusan tetek bengek isi dapur. Mulai harga cabai merah keriting, hingga cabai hijau besar, dari wortel tanpa daun, hingga kol gepeng serta bulat, ya diatur oleh politik. Apalagi sekedar urusan kosmetik, baik yang merk lokal, nasional hingga internasional, mustahil tanpa campur tangan politik.

Mulai hiruk pikuk Pileg serta Pilpres 2014, semua memang seolah-olah jadi melek politik. Apalagi didukung dengan kemudahan informasi yang didapat, serta jamannya social media yang berkembang. Para ibuk-ibuk ini,  tak lagi hanya berkutat mencari postingan resep masakan, atau tutorial make up, serta gosip artis sinetron kesayangan. Tapi langkah mereka lebih jauh lagi, yaitu ikut dalam hiruk pikuk politik dalam negeri. Mulai dari sekedar posting-an ‘kopasan, guglingan,’ re-share, hingga yang paling rancu, yaitu hoax.

Yang terakhir ini, entah kenapa, justru banyak sekali diminati oleh ibu-ibu jaman now, yang mendadak melek politik, expert dalam bidang ini. Tak lagi sekedar mengenal kata massive, idiologi, landasan dasar, walau tetap saja memberikan cap PKI terhadap Madilog. Sebuah fenomena yang fantastis bukan?

Repotnya, postingan hoax ini, justru lebih cepat di re-share oleh ibu-ibu yang kadung emosi jiwa, tanpa logika. Ya piye mau pake logika, hawong hoax kok dipercaya. Disebar dengan bumbu tambahan yang lebih sedap dari micin kemasan hingga micin botolan. Mulai dari embel-embel penguasa tak adil hingga membawa-bawa azab Allah, surga dan neraka. Ini yang kemudian menjadi makanan anak-anak kecil, hingga tak heran saat ada berita bahwa ada anak-anak PAUD yang menolak masuk sebuah mall, karena itu produk kafir. Menyedihkan bukan, saat anak-anak yang polos, bersih ini dijejali oleh makanan busuk bernama informasi hoax di kepala mereka?

Ibu, tolong, mbok ya, kalau memang mau belajar politik, boleh-boleh saja, sah-sah saja ndak dosa apalagi ada larangannya. Tapi, sekali lagi tolong, belajar mengenal politik, tak harus melulu tentang informasi yang gak jelas atau hoax to? Toh nyatanya ada banyak situs yang bisa dibuka, jika kita memang ingin tahu apa itu politik. Jangan searching di facebook terus buka lamannya Jonru, percuma lah, cari bacaan politik di situ, yang ada ya fitnah, fitnah dan fitnah. Kalau mau ya buka lagi media mainstream, karena memang mau tidak mau, mereka masih memakai kode etik jurnalistik dalam hal pemberitaan politik.

Ibu, adalah tulang punggung utama kelangsungan sebuah generasi. Apa jadinya, jika para ibu doyan mengkonsumsi berita hoax, lantas menanamkan segala kebencian di kepala anak-anak mereka? Bukan lagi sekedar menjadi gunjingan sesama ibu-ibu di arisan, tapi menjadi makanan yang dihidangkan di rumah setiap saat. Cerdaslah sedikit bu dalam menelaah informasi. Ada banyak cara untuk meng-cross check kebenaran sebuah berita, validitasnya, toh jadi cerdas nggak rugi kok.




Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends