Skip to main content
Categories
Her StoryInspirasiKehidupanKeluarga

Aku dan Kerbau-Kerbau Ibuku

Oleh: Nu Nik

Jaman dahulu kala, ketika masih SD, ada tugas Bahasa Indonesia, disuruh buat sebuah kalimat.

Aku buat kalimat: Kerbau ibuku ada sepuluh.

Guruku tertawa, dan agak gak percaya kerbaunya sebanyak itukah. Aku bersikukuh bahwa kerbau ibu memang sebanyak itu.

Sampai rumah aku tanya pada ibu, berapa jumlah kerbaunya. Ternyata ada 12 kerbau.

Ibu tidak merawat kerbau itu sendiri. Tetapi dititipkan ke tetangga-tetangga. Sistemnya bagi hasil. Ibu membeli kerbau kecil, tetangga merawat, ketika sudah besar ditukar dengan dua kerbau kecil. Nah satu kerbau kecil adalah milik ibu dan yang merawat. Kandang kerbau itu di sawah ibu. Kotoran kerbau sekaligus buat pupuk tanaman.

Ketika aku kuliah, satu kerbau ibu pernah dicuri. Kandang kerbau di desa kami rata-rata di sawah yang agak jauh dari perkampungan. Kalo malam juga dibiarkan dan tidak ditunggu. Selama ini aman-aman saja. Ketika ada pencurian kerbau, satu kampung heboh. Dan bersikeras pencuri harus ditemukan.

Tetangga yang merawat kerbau tersebut pucat pasi dan menahan tangis ketika melaporkan pencurian itu ke ibu. Sebut saja namanya Samson. Menurutku dia orang terkuat di kampungku. Saat panen cengkeh, dia bisa memanggul cengkeh sekuintal lebih dari kebon ke rumah dengan santainya.

Pelacakan kerbau dilakukan. Bapak ikut dalam misi itu, bersama dengan beberapa tetangga yang merawat kerbau ibu, tetangga yang punya ternak kerbau, pedagang pedagang ternak, juga polisi. Menurut bapak ada 15 orang yang ikut.

Mereka mengikuti jejak kaki kerbau dan pencuri. Berjalan berkilo-kilo meter. Pencuri pastinya tidak melewati perkampungan. Meyusuri hutan, lembah, sampai ke kecamatan tetangga. Jaraknya puluhan kilometer dari kampung kami. Sekitar tiga hari dua malam pencarian dilakukan.

Ketika ditemukan, kerbau dan pencurinya tampak kelelahan. Pencurinya masih satu kampung denganku. Waktu itu ibu sempat menyebutkan nama, tapi sekarang aku lupa.

Kerbau yang hilang dan ditemukan dijual. Hasil penjualannya menurut ibu hampir sama dengan biaya pencariannya. Tapi semua lega. Karena dengan ditangkapnya pencuri, orang bakal mikir-mikir untuk mencuri lagi. Seingat aku pencurinya dibebaskan setelah meminta maaf dengan bapak-ibuku.

Kemana perginya kerbau-kerbau ibu? Sepertinya bertahap dijual untuk biaya kuliah anak-anak ibu. Ketika sekarang anak anak ibu sudah selesai kuliah. Adakah yang berpikiran mengembalikan kerbau-kerbau ibu?

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends