Alumni Boedoet Bantu Cegah Kanker Sejak Dini
- Post AuthorBy Erri Subakti
- Post DateSat Sep 16 2017
JAKARTA – Sedikitnya 20 dokter alumni SMA Negeri 1 menggelar Bakti Sosial Boedoet untuk yang keenam kalinya hari ini (16/9/2017) bekerjasama dengan IDI, BPJS dan Love Pink.
Baksos Boedoet kali ini berfokus pada pencegahan sejak dini terhadap penyakit kanker dan pemeriksaan papsmear, mamografi, gigi serta kesehatan lainnya dan jumlah pesertanya mencapai 400 orang.
Bakti Sosial Boedoet yang diinisiasi alumni angkatan’84 menggelar seminar “Deteksi Dini Kanker Payudara.”
Bakti Sosial Boedoet ini merupakan kegiatan setiap enam bulan sekali, untuk membantu mengobati dan mengedukasi penyakit sejak dini. Baksos Boedoet sebelumnya pengobatan penyakit deabetes, jantung dan tahun ini pencegahan penyakit kanker payudara,” jelas Neneng Herbawati, Panitia Pelaksana Baksos Boedoet hari ini, di SMA Negeri I, Budi Utomo, Jakarta.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jakarta Fauzi Mashjur mengatakan masyarakat
di Indonesia sering terlambat mengetahui dirinya mengidap penyakit kanker. Padahal kanker payudara dan serviks merupakan tiga penyebab kematian terbesar. “Rata-rata penyakit kanker payudara dan serviks baru diketahui setelah stadium lanjut.”
Untuk itu Fauzi mengimbau agar masyarakat melakukan deteksi dini kanker sebagai upaya menekan prevalensi penyakit kanker di Indonesia.
Survivor Love Pink Laksmi Notokusumo menjelaskan bahwa perempuan perlu mendeteksi dini kemungkinan penyakit kanker karena penyebabnya belum diketahui. Tetapi sering gaya hidup modern saat ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pasien kanker.
Sementara tren penyakit kanker di Indonesia saat ini cenderung meningkat. Sehingga perlu cek kesehatan secara rutin, “Jauhi asap rokok, tajin aktivitas fisik, diet dengan gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres,” tambahnya.
Penyakit kanker yang ditemukan pada stadium dini memiliki kesempatan mendapatkan usia harapan hidup yang lebih tinggi, karena itu kalau terdeteksi segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan,” kata dr Ade Siska yang juga survivor Love Pink.
Prevalensi kanker berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas)
pada 2013 menyebutkan prevalensi kanker tertinggi terdapat di Yogyakarta, yaitu 4,1 persen, diikuti Jawa Tengah 2,1 persen, Bengkulu, dan DKI Jakarta yang masing-masing adalah 1,9 per mil. Berdasarkan estimasi sejumlah penderita kanker, provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan penderita kanker kanker terbanyak yakni sekitar 68.638 dan 61.230 jiwa.
Menurut Fauzi tindakan melawan kanker yang diambil individu, organisasi, maupun pemerintah dapat mengurangi beban dan angka kematian kanker hingga 25 persen pada 2025. “Karena itu saya mengajak semua lapisan masyarakat untuk bisa bersama-sama melawan kanker sesuai perannya, terutama di awal kemunculan tanda-tandanya,” ujarnya.
Baksos Boedoet memberikan kesempatan untuk memeriksa dini kanker payudara dan serviks, gula darah, asam urat, kolestrol, periksa kesehatan, akupuntur kecantikan, periksa kadar lemak, pemeriksaan jantung, kepadatan tulang, serta gigi. “Pemeriksaan ini gratis, bertempat di SMA I Jl Budi Utomo.
Khusus untuk gigi bekerjasama dengan Mobil Klinik FK Universitas Trisakti
dan CT Arsa Foundation,” jelas Neneng.
Acara Baksos Boedoet bekerjasama dengan IKA Boedoet, Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Mobile Clinic Gigi CT Arsa Foundation, Mobile Clinic FK Gigi
Universitas Trisakti, Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Pink Love, Louis,
Kalbe Farma Nutritions, Excelso, Frisian Flag dll.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)