Wahai para fashioner tercinta…

Apakah anda termasuk pekerja fashion yang berani menjadi trendsetter atau lebih senang berada di zona nyaman sebagai follower?

Ahaa… banyak sekali pertanyaan dan pernyataan seputar seberapa beraninya seseorang menjadi trendsetter lalu ikhlas karya seni designnya ditiru dan dijiplak masyarakat umum tanpa permisi.

Beberapa pekerja seni fashion bahkan menyimpan rapih hasil karyanya di buku, hp, laptop, atau disembunyikan di bawah bantal bersama mimpi-mimpi mereka dan cukup puas dengan imajinasi khayalan yang entah kapan bisa terwujud di dunia nyata hanya karena takut dijiplak.

Jawaban saya sebagai solusi hanya satu!

Mau jadi Trendsetter atau Follower?

Hanya sedikit pekerja fashion sejati yang memiliki jiwa tangguh untuk berani dicerca dan dikritik atas karya-karya designnya yang selalu berbeda dari yang lainnya bahkan kadang disudutkan. Seorang Jeremy Scott pun, sempat ditolak masuk ke satu sekolah mode top di jamannya karena dianggap sinting dengan kreasinya, dimana ketika itu hanya satu hal yang diinginkan yaitu belajar dan mengembangkan ide kreatif seninya untuk fashion.

Banyak pertentangan demi menjadi yang terdepan dan inovatif.

Pengalaman mengajarkan, ketika karya kita ditiru oleh orang lain, maka itu merupakan titik tonggak sejarah keberhasilan saya untuk bisa lebih kreatif dari hari “H” tersebut. Dan kelanjutannya, sudah bersiap diri dengan karya baru yang muncul untuk dua tahun atau beberapa tahun kedepannya.

Sebagai Trendsetter, resep tidak berhenti belajar adalah syarat mutlak.

Tidak ada yang salah kalau mau belajar dari follower kita, tetapi janganpula follower menjadi pembuat keputusan atas karya kita.

Kalau kita selalu mengasah intuisi, belajar terus menerus, berani mencoba inovasi baru, lalu masih takutkah karya kita dijiplak? Tidak akan ada alasan lagi untuk bersembunyi.

Selamat datang para Fashion Trendsetter di bumi Millenial 2020….!

@saschartist