Apa Yang Membuat Lelaki Ilfil Saat Bercinta
- Post AuthorBy Margaretha Diana
- Post DateSun Oct 15 2017
Ada pameo yang mengatakan,
“Variety is the spice of life, and the world would be a boring place if we all did the same things.”
Ya, dalam hidup, jika semuanya hanya monoton saja, pasti akan sangan membosankan. Sama halnya dengan urusan ranjang. Bagi pasangan suami istri, urusan tentang seks, memang sesuatu yang seharusnya bisa terus dieksplorasi, agar keharmonisan hubungan intim itu terus terjaga.
Seks, dalam sebuah pernikahan, memang bukan melulu tentang aktifitas hubungan badan, tapi lebih dari itu. Diakui atau tidak, seks adalah salah satu pilar utama penyangga kehidupan pernikahan yang sehat. Hubungan seks yang sehat, dalam artian tidak hanya keteraturan, tapi juga keintiman saat melakukan aktifitas seks, berdampak pada minimnya tingkat stress pasangan suami istri. Karena biasanya, seks memang tidak terbatas aktifitas fisik saja, selepas melakukan hubungan badan, tubuh terasa nyaman, hormon endhorphin bekerja, dan biasanya, obrolan tentang masalah-masalah yang ada dalam keluarga, lebih nyaman dibicarakan di saat itu.
Itulah mengapa, sebaiknya, seks perlu dikomunikasikan dengan baik dengan pasangan. Terutama tentang nyaman atau tidaknya kita dalam melakukan aktifitas yang satu itu. Karena dalam hal ini, sudah menjadi rahasia umum, bahwa laki-laki memang lebih mudah terangsang ketimbang perempuan. Dan laki-laki juga seringkali lebih terbuka tentang banyak hal yang menyangkut aktifitas seks ketimbang perempuan.
Tapi ternyata, ada beberapa alasan, yang bisa membuat laki-laki ‘ilfeel’ saat melakukan aktifitas seks. Salah satunya adalah gaya atau posisi bercinta yang itu-itu saja dan begitu saja. Karena bagi laki-laki, urusan ranjang, adalah salah satu aktifitas dimana dia bisa menunjukan keperkasaannya. Sementara bagi banyak perempuan, posisi basic, yaitu missionaris, memang menjadi posisi favorit saat bercinta dengan pasangan. Padahal, ada banyak posisi bercinta yang sebenarnya bisa dieksplor kapan saja dan di mana saja.
Dan eksploitasi posisi bercinta ini, salah satu cara agar aktifitas seks, tidak terasa membosankan. Jujur saja ladies, yakin gak kepengin nyoba doggy style di dapur atau di sofa saat rumah kosong? Atau sekedar itsy bitsy short sex di dalam mobil saat di tengah hujan deras di jalanan yang sepi?
Hal lainnya yang biasanya luput diperhatikan oleh perempuan, ya masalah kebersihan area genital. Laki-laki, salah satu pleasure-nya memang mengeksploitasi daerah kewanitaan kita, jadi bisa dibayangkan, betapa ‘ilfil’-nya saat menemukan bau yang tak sedap di bawah sana. Jangan harap mereka bisa terangsang lebih lagi, saat kita lupa membersihkan daerah kewanitaan kita. Ada banyak cara toh, untuk bisa menjaganya tetap bersih? Mulai dari membersihkannya secara teratur, hingga mengkonsumsi makanan yang tidak menyebabkan bau berlebih di area genital kita.
Sementara, suara berlebih pada saat bercinta, ternyata pun bisa membuat ilfil para lelaki. Rintihan yang terlalu keras dari mulut kita, ternyata bisa membuat mereka salah mengartikannya, antara arti dari rasa nikmat, atau rasa sakit. Apalagi ditambah cakaran di punggung mereka, bisa dipastikan, perasaan nyaman itu bisa berubah tidak karuan.
Jika rintihan terlalu keras mengganggu, di sisi lain, pasifnya pasangan di ranjang pun, membuat laki-laki jadi ilfil.
Ayolah, seks adalah tentang dua orang bukan, tidak hanya satu orang. Tanpa feedback, rasanya jadi aneh, karena seolah hanya dipaksakan. Belum lagi jika kita bersikap setengah hati dan melakukan fake orgasme hanya demi melakukan “kewajiban” sebagai pasangan.
Seks tidak seperti itu sayang, bukan tentang kewajiban, tapi kebutuhan dua anak manusia. It’s take two tango, ada memberi dan menerima disini.
Di sisi lain, perempuan, seringkali memang tidak ‘pede’ dengan keadaan tubuhnya. Tumpukan lemak di perut, atau bekas stretch mark di paha, membuat kita merasa memakai baju seksi yang sedikit menggoda, hanya sesuatu yang sia-sia. Padahal laki-laki, seringkali tak mempermasalahkan hal itu. Justru rasa canggung kita yang bisa membuat mereka ilfil. Jadi santai saja dengan segala kekurangan di tubuh kita, toh mereka juga gak sempurna-sempurna amat kok. Dan mereka menikmati loh, dimanjakan dengan sedikit penampilan kita yang bitchy sebelum bercinta.
So ladies, kunci dari seks, sekali lagi adalah kenyamanan. Apa yang membuat kita nyaman atau tidak, sebaiknya dibicarakan dengan pasangan. Eksploitasi tentang seks dengan pasangan pun, bukan sesuatu yang berdosa kok untuk dilakukan. Ada banyak hal dalam seks, yang seringkali luput dibicarakan, hanya karena kita merasa malu, dan tabu untuk membicarakannya, tapi berakhir dengan rasa kecewa diantara keduanya. Rasa tidak puas dalam bercinta pun, hanya akan menjadi timbunan baru bagi tumpukan stress sebuah hubungan.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)