Asian Games 2018 Tak Seharusnya Menjadi Polemik Ramai
- Post AuthorBy Lygia neng hujan
- Post DateMon Aug 20 2018
Sejak punya hak pilih di usia 17 tahun, jujur saya memilih untuk golput. Alasannya sederhana sih.. males bangun pagi buat ke TPS. Xixixixixi.. selebihnya, lebih sering nggak kebagian undangan, nggak tercatat, dan saya males ngurusnya. As simple as that. Nggak ada alasan politik apapun.
Meskipun sejak SMA belajar Hukum Tata Negara bahkan masuk ke Fakultas Hukum UI di mana kakak angkatan, teman seangkatan hingga adik kelas banyak yang mengisi posisi di pemerintahan pun, saya masih tidak tertarik blas dengan dunia politik.
Bagi saya semua orang yang terjun di dunia politik pastinya punya kepentingan masingmasing, APAPUN ITU.
Tapi agak gerah juga saya selama pembukaan Asian Games 2018 ini. Di satu sisi, ikutan bangga melihat Indonesia “nggak malu-maluin” sebagai tuan rumah acara besar seperti itu.
Ada yang bilang menghambur-hamburkan uang negara, Ah… daripada diambil sama koruptor? Lagipula setahu saya yang namanya event, pasti ada sisi bisnisnya. Keluar uang buanyak untuk modal bikin event, pastinya memikirkan keuntungan berkali lipat yang bakal didapat dari event tersebut. Mana ada orang bikin event dengan tekad bulat untuk rugi apalagi untuk foya-foya belaka?
Kemudian, untuk mega event seperti Asian Games yang dihelat 4 tahun sekali pastinya sangat tidak mungkin dipersiapkan dalam waktu hanya satu tahun. Bahkan sejak Asian Games sebelumnya sudah ditentukan siapa yang akan menjadi tuan rumah di perhelatan setelahnya.
Logikanya, bagaimana mungkin event yang sudah dipersiapkan bertahun-tahun dengan detail, melibatkan ratusan hingga ribuan orang, ratusan vendor, ribuan talent, dan begitu banyak negara undangan, harus mendadak dibatalkan begitu saja hanya karena alasan “sayang uang dihamburkan untuk acara seperti itu sedangkan di Lombok ada musibah”. Bukankah ada pepatah “The Show Must Go On?”
Saya masih bingung dengan komentar-komentar negatif itu.
Berikutnya, sampai ada kejulidan tentang stuntmant pak presiden hingga tudingan bahwa Presiden BERBOHONG kepada seluruh bangsa indonesia.
Hello.. ini event lho. Event seru harus ada gimmick seru penuh kejutan. Saya teringat film DEADPOOL yang di trailernya muncul Vino G Bastian aka Wiro Sableng dan Sherina. Kenapa semua orang tidak menuding itu sebagai PENIPUAN BESAR-BESARAN karena jelas-jelas di Film DeadPool nggak bakal ada Aksi superhero Wiro Sableng walau kita nonton sampai jungkir balik gulinggulingan di lantai bioskop.
Sebelum saya menulis ini, saya sudah berusaha mati-matian mencari statement Jokowi atau pihak-pihak yang terkait bahwa memang di video yang ditayangkan itu BENAR MUTLAK diperankan sendiri oleh Pak Presiden. Tapi saya belum menemukannya. Ada yang bisa bantu saya?
Seandainya saya jadi Presiden, dan otak saya juga kreatif seperti Wishnutama, saya juga pastinya ingin sekali muncul di perhelatan yang saya datangi dengan penuh kejutan. Spektakuler, menghebohkan dan sekaligus seru tak terlupakan. Kapan lagi gitu lho… jadi presiden tidak selamanya, Indonesia kebagian jadi tuan rumah Asian Games juga tidak terus menerus. Jangankan jadi presiden yang bisa melakukan apapun, lah jadi blogger remahan chitato rasa keju aja saya pengennya mah muncul di sebuah acara dengan keunikan yang tak terlupakan kok. Walau faktanya yaaa gitu deh… Jadi vlogger pun demi viewer fantastis banyak yang nekad.
Saya juga jadi ingat pembukaan Olimpiade 2012 di Inggris di mana Ratu Elizabeth terjun payung. Ada yang mau bilang bahwa Ratu Elizabeth melakukan kebohongan publik?
Sesekali, istirahatlah dari kegiatan saling mencela. Tidak usah ‘parno’ bahwa yang dilakukan dalam Asian Games ini adalah untuk pencitraan atau mencari panggung dalam proses pilpres. Santai saja. Nikmati saja suguhan keren yang di depan mata.
Ketika event ini sukses, opening dan closing ceremony-nya jadi viral dan banjir pujian di seluruh dunia, siapa yang tidak bangga? Saya pastinya akan sangat bangga dan terharu.
Itu saja.
Saya bukan sedang julid. Baru kali ini juga saya menumpahkan isi hati nyerempet seperti ini.
Pikiran saya sederhana, kalaupun presiden tidak berganti, itu tidak lama kok. Hanya 5 tahun tersisa untuknya. Setelahnya? Silakan ambil peran masing-masing. Kalau tidak terpilih lagi? Ya saya doakan saja, semoga yang selanjutnya benar-benar sesuai yang diinginkan rakyat.
Itu saja.
Harapan saya, siapapun presiden kita kelak, nasib saya tidak terus menerus jomblo seperti ini. Presiden aja bisa ganti, masa kamu tetap sendiri?
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)