Ayah dan Paman, Pelaku Kejahatan Inses Paling Banyak di Indonesia
- Post AuthorBy Arako
- Post DateSun Mar 11 2018
Belum lama ini saya pulang ke dusun tempat tinggal orang tua yang masuk dalam Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Di sana saya disuguhi kisah pilu Puspa (bukan nama sebenarnya), seorang anak SMP yang dihamili ayah kandungnya. Mirisnya, kejadian ini diketahui persis oleh ibu kandung si bocah. Bukannya melapor ke pihak yang berwajib, si bocah ini dalam waktu dekat malah rencananya mau dinikahkan dengan pria lain yang sudah beristri. Terbayang tidak sih bagaimana traumanya Si Puspa?
Syukurlah, Puspa sekarang sudah mendapat penanganan dan pendampingan yang tepat dari sebuah yayasan pemerhati perempuan dan anak-anak.
Puspa jelas tak sendiri. Faktanya ada banyak perempuan Indonesia yang menjadi korban kekerasan inses (hubungan seksual antara dua orang yang bersaudara dekat/berhubungan darah). Data dari Komnas Perempuan menyebutkan, dari total 2.227 kasus kekerasan seksual yang terjadi tahun 2017, terdapat 1.200 kasus inses yang dilaporkan. Dalam hal ini, gambaran pelaku berdasarkan urutan terbanyak dilakukan oleh ayah kandung (425 orang), paman (322), ayah tiri (205), kakak kandung (89), kakek kandung (58), dan sisanya oleh kerabat lain yang masih berhubungan darah.
Tentu saja ini sebuah fenomena gunung es, karena data tersebut baru muncul setelah adanya laporan. Sementara di Indonesia, faktanya kasus inses jauh lebih banyak yang tidak dilaporkan. Baik korban maupun keluarga korban, umumnya menganggap kasus semacam ini bukan hanya sesuatu yang tabu untuk dibicarakan, namun juga sebuah aib yang wajib ditutupi serapat mungkin.
Terkadang, kedekatan dan keakraban yang ditunjukkan pelaku dan korban membuat orang-orang di sekelilingnya lengah. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan sejak dini agar anak-anak maupun orang-orang terkasih kita tidak menjadi korban. Antara lain:
1. Sex Education
Berikan pendidikan seksual sedini mungkin sesuai umur anak. Beritahu bagian-bagian tubuh mana yang terlarang disentuh orang lain. Ajari anak untuk terbuka dan melapor hal-hal tidak pantas yang mungkin dilihat/dialaminya
2. Bekali Ilmu Agama
Agama dan pengenalan akan Tuhan menjadi benteng utama yang bisa melindungi anak dari semua perbuatan terlarang. Jangan hanya fokus pada pendidikan akademis, namun harus diimbangi pula dengan pendidikan spiritualnya.
3. Ajari Mengenal Silsilah Keluarga
Selain penting untuk silaturahmi, mengenal semua keluarga besar juga bisa mencegah perkawinan sedarah. Ajari anak mengenal orang-orang yang dilarang bersatu dalam ikatan perkawinan.
4. Pisahkan Kamar Laki-laki dan Perempuan
Kebanyakan kasus inses terjadi di keluarga yang punya kebiasaan tidur bersama antar-anggota. Mungkin terlihat jadi akrab dan akur, namun sesungguhnya hal ini sama saja memancing bahaya. Kecuali suami-istri, sebaiknya anggota keluarga yang lain memiliki kamar sendiri-sendiri.
*
Masih dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, tidak ada salahnya menjadikan momen ini untuk bersama-sama merenung. Di samping prestasi demi prestasi membanggakan yang terus diukir perempuan Indonesia, masih banyak dari kita yang berada dalam keadaan terancam. Bahkan rumah tak selamanya jadi tempat yang aman lagi.
Namun tentunya fenomena ini tak harus menjadikan kita terpuruk. Sebaliknya, ini harus jadi titik balik dan bentuk ajakan kepada seluruh perempuan untuk bersatu memerangi kejahatan inses ini. Beranikanlah diri melapor ke pihak berwajib atau KPAI jika menemui kasus inses di sekitar Anda.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)