Skip to main content
Categories
BeritaBudayaEkonomiFeatureNusantaraPapua

Border Fair Trade, Etalase Kreasi Mama-mama Papua

Sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Mei 2017 silam, Perbatasan RI – Papua Nugini (PNG), di Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Geliat perekonomian di wilayah perbatasan pun semakin menggairahkan. Hal ini terlihat dari antusiasme warga mengikuti Border Trade Fair 2017, yang diselenggarakan tanggal 23-25 November 2017.

Foto: Yulika Anastasia

Puluhan stand didirikan berjajar tepat di sisi kiri dan kanan ruas jalan yang menuju gerbang lintas batas. Berbagai produk Indonesia pun ditata secara apik dalam setiap tenda seolah menyambut para pengunjung dari negeri sebrang dan wisatawan domestik yang mengunjungi lokasi pameran.

Ada cukup banyak produk Indonesia yang dipamerkan, mulai dari barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembako, barang elektronik hingga ban kendaraan bermotor. Aneka produk kerajinan hasil karya Mama-mama Papua pun turut meramaikan stand.

Foto: Yulika Anastasia

Ketika mengunjungi beberapa stand milik seorang Mama Papua, saya menangkap kesan bahwa mereka sungguh-sungguh fighting agar produk kerajinan tangan hasil karya mereka  semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat.

Paulina Pukay yang berasal dari Kampung Wutung, sehari-harinya memang berjualan souvenir produk PNG seperti kaos, topi dan aneka aksesoris wanita lainnya di area PLBN Skouw. Ia bahkan fasih berbahasa Inggris dengan aksen Fiji dalam komunikasi sehari-hari. Dirinya menyambut baik Border Trade Fair yang baru pertama kali digelar tersebut. Menurutnya jumlah pengunjung yang meningkat berdampak pada penjualan yang meningkat.

“Saya mengambil barang-barang ini dari Vanimo, Port Moresby dan biasa berjualan di sini. Selama pameran ini, penjualan kami meningkat,” ujarnya seraya melayani pembeli.

Sementara itu di stand yang lain, Mama Merry Dogopia bersama teman-temannya dari Komunitas Noken Ania, terlihat sibuk men-display noken dan berbagai souvenir hasil karya mereka. Di sela-sela kesibukannya mengatur barang dagangan, Mama Merry bahwa mereka selalu berupaya mengikuti pameran demi pameran yang diselenggarakan baik di seputar Kota Jayapura maupun di kota-kota besar lainnya, seperti di Jakarta.

“Saya bekerja keras bersama teman-teman untuk mempromosikan kerajinan tangan kami, noken adalah budaya kami. Yang terutama, hasil penjualan noken untuk memenuhi kebutuhan kami,” tuturnya.

Mama Merry mengaku saat pameran, biasanya  jumlah penjualan pun meningkat tajam. Selain itu, ia pun berkesempatan untuk menjelaskan lebih banyak tentang noken, baik cara pembuatannya maupun makna noken itu sendiri agar pengunjung lebih mengenal tentang noken.

Pengalaman yang berbeda, dirasakan oleh Febriana, Nona Serui, yang besar di Jayapura. Di stand miliknya Febriana mengatakan, hasil kerajinan tangan yang di-display tersebut hasil karya kelompok Mama Serui. Mereka membuat tas anyam, kerajinan tangan yang terbuat dari manik-manik dan kerajinan berbahan dasar kayu.

“Ini semua hasil kerajinan tangan mama-mama Serui. Kami mengikuti pameran agar kerajinan tangan ini mendapatkan pasaran karena kami cukup kesulitan dalam penjualan. Kalau tidak ada pameran, mama-mama tetap memproduksi, namun hasilnya hanya disimpan. Pas ada pameran, baru dijual,” ungkapnya.

Foto: Yulika Anastasia

Border Trade Fair memang baru pertama kali digelar sebagai ajang promosi produk Indonesia di Wilayah Perbatasan dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antara dua negara yang bersebelahan, yakni RI – PNG.

Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan dan Luar Negeri Provinsi Papua, Suzana Wanggai, mengatakan pameran tersebut menjadi ajang bagir para pelaku usaha agar saling mengenal satu sama lain, termasuk mengenalkan produk mereka.

Pameran yang diinisiasi oleh Biro Biro Pengelolaan Perbatasan dan Luar Negeri Provinsi Papua, Pemerintah Provinsi Papua tersebut mendapatkan antusiasme yang tinggi dari peserta maupun pengunjung.

“Mudah – mudahan dengan adanya pameran ini, hubungan kita menjadi semakin baik dalam hal ekonomi atau perdagangan,” harapnya.




Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends