Tahun 2016 lalu, secara resmi, Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari lahir Pancasila dan menjadi hari libur nasional. Sebagai peringatan atas Dasar Negara yang kokoh ini, gabungan komunitas perempuan di Yogyakarta menggelar Tirakatan di Titik Nol Kilometer pada Kamis malam, 31 Mei 2018.

Kumpulan komunitas ini berkumpul di sudut halaman Istana Gedung Agung sambil mendengarkan lantunan pembacaan aneka serat berbahasa Jawa tentang kidung Pancasila diselingi aroma dupa dan bunga yang semerbak. Menurut koordinator acara tersebut, tirakat ini sebagai bentuk syukur karena Hari Lahir Pancasila akhirnya sudah dapat diperingati. Dengan semangat menjunjung tinggi nila-nilai Pancasila, mereka berharap ideologi bangsa ini tidak dikotori oleh aksi-aksi politis, yang juntrungannya membawa kepentingan politik tertentu seperti aksi bela ini bela itu atau malah menjadi pemecah belah bangsa dengan banyak yang menyalahi arti Pancasila sendiri.

Di tengah maraknya aksi radikalisme saat ini, sudah sebaiknya rakyat Indonesia tidak hanya menghapal poin-poin Pancasila, tetapi juga harus menumbuhkan nilai-nilainya, mempraktekan teorinya dan menghargai apa yang ada di dalamnya. Yudi Latif, selaku kepala BPIP menyatakan tema Pancasila tahun ini adalah ‘Bersatu, Berbagi dan Berprestasi’. Ia berharap tema tersebut dapat mengejawantahkan cita dan harapan akan kebersatuan masyarakat di tengah curamnya perbedaan.

Bung Karno sendiri mengingatkan agar Berketuhanan secara Berkebudayaan, tidak boleh secara brutal. Karena ekspresi keimanan sepatutnya ditunjukkan secara beradab. Tidak boleh ada egoisme agama, kekerasan, intimidasi, pemaksaan maupun teror. Maka dari itu, tanamkan mulai dari diri sendiri pelajaran tentang keragaman, lalu sebarkan melalui bersosialisasi dengan keluarga dan publik.

Saya Pancasila, Saya Indonesia.