Hal-Hal Pemicu Permisawati Heboh Akan Pesona Jojo
- Post AuthorBy Hanajime Gandis
- Post DateMon Sep 03 2018
Pesona pemain Badminton muda Jonatan Christie sudah viral sebelum Asian Games 2018 yang berlangsung di Indonesia. Namun, selebrasi buka kaus menjelang final dan saat berhasil menyabet medali emas, membuat pria kelahiran tahun 1997 ini semakin menjadi topik perbincangan, apalagi di kalangan permisawati.
Untuk ukuran body goal, Jojo belum sekekar itu. Namun, kenapa banyak yang tergila-gila, sampai komentar-komentar permisawati menjurus ke seksualitas? Saking terpesona pada putera dari pasangan Andreas Adi dan Marianti Djaja ini, mereka tidak sungkan mengekspresikan gairah dengan kata-kata tidak senonoh.
Peminat Badminton di Indonesia
Peminat olahraga Badminton di Indonesia bisa dikatakan banyak. Saat pertandingan berlangsung, tribun selalu penuh. Selain itu, perlengkapan permainan dijual dengan mudah di toko-toko, menandakan permintaan konsumen yang tinggi.
Dari fenomena tersebut, membuat Jojo lebih disorot, sehingga apa pun yang dia lakukan mampu mencuri perhatian khalayak. Coba bandingkan jika pria muda ini menggeluti olahraga dengan lebih sedikit penggemar. Apakah memiliki atensi sama?
Kemampuan Menghibur
Sebagai seorang atlet, Jojo memiliki kemampuan menghibur dengan sikap atau respons atraktif saat diwawancarai. Dia juga cukup aktif di media sosial, menunjukkan identitas diri sebagai seseorang yang ramah dan religius.
Daftar Prestasi
Belia dan berprestasi, perpaduan yang sangat pas untuk menjadikan seseorang viral. Belum lagi, Jojo digadang-gadang sebagai the next Taufik Hidayat. Sosok tersebut merupakan legenda di cabang olahraga Badminton, sehingga pria yang memiliki moto hidup, “Prinsip itu lebih penting dari uang dan gelar” ini mengemban harapan lebih.
Membalas Kekalahan Anthony Ginting
Anthony Ginting yang saat itu melawan perwakilan Cina, Shi Yuqi, harus mengakui kekalahan lantaran mengalami kram otot kaki. Hal tersebut membuat Jojo dipertemukan dengan rival dari rekan seperjuangannya tersebut.
Tampil prima, membuat Jojo berhasil mengalahkan Shi Yuqi, yang notabene menduduki peringkat dua dunia. Keberhasilan itu lantas melambungkan pesona pemain berumur 21 tahun ini lantaran berhasil membalas dendam untuk Indonesia.
Berfantasi
Kenapa permisawati lebih heboh pada Jojo, ketimbang atlet loncat indah yang memang memamerkan kekekaran tubuh secara terang-terangan? Berfantasi.
Saat bertanding, kaus yang Jojo kenakan sangat basah, sehingga menunjukkan samar bentuk tubuh atletisnya. Sontak muncul pertanyaan di benak permisawati, “Bagaimana ya aslinya? Penasaran. Hmm.”
Secara ilmiah, fantasi seksual pada pria lebih dominan. Namun, saat memasuki masa subur, perempuan pun akan memiliki kadar yang sama. Sebuah penelitian dari Archives of Sexual Behaviour menemukan bahwa saat tersebut mereka lebih terangsang dan jumlah sosok lawan jenis di benak meningkat.
Demam Korea
Oppa-oppa Korea masih berkesan di hati pemirsawati. Di sisi lain, Jojo merupakan keturunan Tionghoa, yang notabene memiliki kesamaan tampilan fisik. Bahkan, pria kelahiran Jakarta ini disebut-sebut mirip dengan penyanyi asal negeri ginseng tersebut, DK Seventeen.
Ya, bisa dikatakan Jojo adalah oppa-oppa rasa lokal, sehingga pemirsawati merasa lebih memiliki peluang untuk “menggapainya.”
Terlepas dari hal-hal pemicu di atas, permisawati yang memberikan komentar tidak senonoh pun dicap murahan. Kurang tepat sebenarnya. Pria seperti itu juga dikatai kurang ajar, bukan? Jadi, bisa diluruskan kalau kata cibiran tersebut lebih tepat jika merujuk pada seseorang, di mana dengan sukarela memberikan segalanya, tanpa ada ikatan. Bukan sekadar menunjukkan ketertarikan seksual secara terang-terangan, bahkan kebablasan.
Komentar-komentar tersebut dinilai juga sebagai bentuk pelecehan pada Jojo. Padahal, studi dari Journal Psychology of Men and Masculinity menyatakan bahwa laki-laki yang jauh dari maskulin, berasal dari golongan minoritas orientasi seksual, atau feminis lebih rentan mengalami kejadian tidak menyenangkan tersebut.
Pada pria, kejantanan paling umum ditunjukkan melalui tampilan fisik. Hal inilah yang membuat Jojo tidak keberatan jika disanjung lantaran bertelanjang dada, memamerkan otot-ototnya. Dia pun berkata dengan ramah kalau tidak ada masalah pada aksinya selama membuat orang lain bahagia, toh memang dilakukan secara spontan.
Kejantanan merupakan pesona diri yang ingin ditunjukkan oleh pria. Pertanyaannya, apakah ada kebetinaan? Betul, perempuan memang dianggap memesona jika berperilaku sopan, kalem, dan anggun. Kaum adam bisa “pamer,” sementara si hawa sebaiknya lebih “tertutup.”
Mengesampingkan kesetaraan, ada baiknya kok kalau perempuan tetap memegang teguh pada nilai-nilai yang sudah ditetapkan. Bagaimanapun juga, jika semuanya ingin disamaratakan, akan timbul ketimpangan sosial. Pada kasus Jojo, korban pelecehan bukanlah pria muda ini, karena dia tidak merasa keberatan atau tersinggung, melainkan pemirsawati itu sendiri. Mereka “mencederai” imej diri dengan menembus hal tabu dan saru.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)