Skip to main content
Categories
BeritaHeadlineHukumKehidupanKeluargaKemanusiaanKesehatanNusantaraPendidikanRumah Tangga

Harapan Para Perempuan untuk Kemenangan Ganjar-Yasin di Jawa Tengah

Bicara pelaksanaan Pilkada serentak yang dilaksanakan kemarin, boleh dibilang masih cukup kondusif. Meski dihiasi beberapa isu SARA yang beredar, tapi nyatanya tak sampai separah Pilkada Jakarta kemarin. Masih banyak yang cukup waras untuk berpikir positif, tak termakan isu-isu SARA (suku, agama, ras, dan antar gologan) yang dijual sebagai black campaign (kampanye hitam) untuk menjatuhkan lawan politik.

Hal yang sama, sempat terjadi juga di Jawa Tengah. Jawa tengah, yang tahun ini juga mendapat kesempatan untuk mengikuti Pilkada serentak, untuk pemilihan Gubernur beserta wakilnya, tak luput dari hantaman isu SARA sebagai kampanye hitam.

Namun isu yang beredar, bukan hanya bisa ditepis, melainkan juga diantisipasi oleh warganya sendiri. Berkaca pada kejadian Pilkada DKI, masyarakat Jawa Tengah berkomitmen bersama kepolisian, untuk menjaga pelaksanaan Pilkada yang kondusif. Hal ini sempat dideklarasikan bersama antara masyarakat dan Kapolda Jateng, Irjen Pol Drs Condro Kirono di depan kantor gubernuran Jawa Tengah, sebelum waktu kampanye berlangsung.

Hasilnya, Pilkada Jateng berjalan dengan aman tenteram, dengan hasil kemenangan yang diusung petahana, Ganjar Pranowo, yang dipasangkan dengan Gus Taj Yasin Maimoen.

Kemenangan yang juga disambut dengan banyak harapan baru bagi masyarakat Jawa Tengah, terutama oleh kaum perempuan. Ada banyak harapan yang ditumpukkan pada pasangan Ganjar-Yasin untuk perubahan serta kebaikan kesejahteraan perempuan di Jawa Tengah.

Setelah beberapa program sebelumnya yang cukup berhasil, seperti program ”Nginceng Wong Meteng” dan ”SMS Bunda” yang diperuntukan pada kesehatan serta kesejahteraan para ibu hamil dan menyusui, guna melakukan pencegahan atas kematian ibu melahirkan dan balita. Ada juga program IVA tes untuk mendeteksi kanker serviks, serta sistem data yang berbasis teknologi informatika guna memantau serta mengatasi kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Masyarakat berharap, akan lebih banyak program untuk perempuan, juga Ganjar-Yasin diharapkan untuk konsisten dengan program mereka untuk mensejahterakan kaum perempuan di Jawa Tengah. Seperti program Ekotren, yang juga akan memberdayakan para perempuan yang berstatus janda, untuk diberikan pelatihan, akses modal, juga pendampingan serta bantuan untuk memasarkan produk-produk yang akan dihasilkan.

Belum lagi, di Jawa Tengah sendiri, memang banyak sekali perempuan yang menyandang status janda karena tingginya angka perceraian. Tercatat untuk tahun 2016-2017, paling tidak ada 10.000 kasus perceraian yang terjadi di Jawa Tengah.

Para perempuan yang berstatus janda ini, seringkali tak mempunyai pondasi dukungan finansial yang baik. Belum lagi, keterbatasan lapangan kerja untuk mereka, menyebabkan mereka lebih banya bekerja di sektor informal saja.

Ada banyak harapan lain yang dititipkan pada pasangan Ganjar-Yasin demi kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. Dan harapan yang lebih besar lagi akan masa depan para perempuan, yang seringkali hanya dianggap sebagai warga ‘kelas dua.’

Semoga saja, program-program Ganjar-Yasin, bisa mudah terlaksana, juga lebih mengayomi kepentingan para perempuan. Karena pada akhirnya, bukan masalah laki-laki atau perempuanlah yang terpilih menjadi pemimpin, melainkan siapakah yang lebih mengerti serta memperhatikan kesejahteraan para perempuan, bukan hanya menganggap para perempuan ini, sebagai aset tak berguna.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends