Udah ga heran lagi, deh, kalau setiap hari Valentine ada yang nyetatus ‘Buat saya hari kasih sayang itu setiap hari’, pun ketika hari Ibu, mereka juga nyetatus kalau hari Ibu itu tidak mempunyai hari spesial, tapi everyday. Oke-oke aja sih sebenernya kalau ada yang memilih untuk ga ikut-ikutan kedua perayaan tersebut. Tapi, namanya juga ‘perayaan’, bukan berarti tidak ada kasih sayang setelah tanggal 14 Februari, atau melupakan sosok seorang Ibu setelah tanggal 22 Desember.

Bisa dibilang, sama saja seperti merayakan ulang tahun. Kita tentu bersyukur atas kehidupan yang Tuhan beri, tapi ga perlu tiup lilin setiap hari juga, kan? Terlepas dari kepercayaan tentang haram tidaknya hari Valentine, kebanyakan orang Indonesia tidak berkiblat pada asal muasal sejarahnya, tapi lebih ke keseruan dan kesempatan mengekspresikan kasih sayang itu sendiri. This is just celebrate, we just do beautiful things for who we care about.

Sebenarnya banyak keuntungan dari hari Valentine. Salah satunya mengingatkan seseorang untuk lebih perhatian pada orang-orang yang dicintainya, bisa dapet surprise, bisa hunting barang-barang pinky lucu yang bertebaran di mal, ada valentine edition nggemesin dari branded tertentu atau diskon cokelat gila-gilaan. Hal-hal tersebut merupakan kesenangan bagi kaum hawa.

It’s your right jika kamu memilih untuk tidak merayakan Valentine, tapi tidak usah menyinyiri orang lain yang memeriahkan hari ini. Kasih sayang memang harus dilakukan setiap hari, berbuat baik pada Ibu juga harus selalu ditaati. Tapi apa kamu yakin untuk selalu memberikan kejutan, mengungkapkan arti dari seseorang yang kamu cintai atau merenungkan segala pengorbanan Ibu setiap hari? Mungkin kalimat yang tepat adalah, kita bisa memilih kapan saja untuk merayakan hari kasih sayang.  So don’t blame anyone who chose to celebrate on the February 14.

Happy Valentine’s day!