Hey Kamu! Sadar Diri Dong, Jangan Buang Sampah Sembarangan
- Post AuthorBy Yalie Airy
- Post DateMon Mar 19 2018
Kota besar memang selalu memiliki permasalahan sampah yang berserakan, terutama di tempat umum. Sering kita lihat sampah betebaran di sana-sini, di pinggir jalan, dalam aliran sungai, di gang, bahkan di taman terbuka sekalipun!
Beberapa warga yang membuang sampah sembarangan berdalih, bahwa tak adanya tempat sampah yang dekat sehingga terpaksa membuang sampah di sekitar saja. Ada juga yang bilang, “Ah, si itu juga, si ini juga, kok cuma saya yang di tegur?”
Ada juga yang bilang, “Ah, nggak ada yang memperhatikan ini.”
Itulah hal yang salah dari diri kita. Tidak adanya kesadaran diri.
Untuk apa saya tertib membuang sampah di tong sampah? Toh, lebih banyak orang yang membuang sampah seenak jidatnya sendiri. Jadi, satu-dua orang doang yang tertib tak ada gunanya. Tetap saja, sampah di mana-mana!
Aduh! Pemikiran seperti inilah yang harus dibunuh. Dibasmi. Kesadaran tertib itu dimulai dari diri sendiri, tak hanya itu, kita juga harus mengajak orang lain untuk tertib di muka umum. Jangan mentang-mentang tempat umum nanti juga ada petugas yang membersihkan, lalu kita bisa seenak udel saja mengotori!
Jujur! Saya bingung dengan warga yang memiliki pemikiran seperti itu. Kemarin saya dan keluarga pergi ke taman terbuka di jalan S. Parman, “Taman Cattleya”. Setelah berputar-putar kami memesan kopi dan duduk di bangku taman. Kami duduk di bangku yang paling dekat dengan tiga buah tempat sampah warna-warni untuk tiga jenis sampah, yaitu organik, an-organik, dan paper. Setelah bangku yang kami duduki, di sebelahnya lagi duduk empat pemuda. Hanya berjarak dua meter dari bangku kami. Yang menarik perhatian kami bukanlah tampang mereka, gaya mereka atau bahkan obrolan mereka. Kami cuek saja tuh!
Empat pemuda itu juga meminum kopi yang di seduh di dalam gelas plastik tentunya. Karena penjualnya adalah penjual keliling. Katanya kalau hari minggu diperbolehkan jualan.
Nah, ketika empat pemuda itu sudsh beranjak dari tempat duduknya, beberapa saat kemudian itulah fokus kami tertuju. Mereka pergi begitu saja, tanpa memedulikan gelas plastik bekas mereka menikmati kopi. Mereka membiarkan saja gelas-gelas itu teronggok di sana, ada yang masih berdiri tegap, ada juga yang tiduran, bahkan terjungkir dengan tumpahan sisa kopi di sekitarnya. Gelas-gelas plastik itu memang sampah yang tak harus mereka bawa atau mereka kantongi, tapi tentunya mereka membutuhkan tempat mereka yang semestinya. Yaitu, tong sampah!
Tapi mereka meninggalkannya begitu saja. Apakah mereka tidak melihat adanya tong sampah tak jauh dari mereka? Apakah tiga tong sampah segede itu tidak kelihatan? Padahal jaraknya tong sampah itu dari mereka duduk hanya sekitar 5 meter saja. Apakah 5 meter itu sangat jauh? Sampai mereka tidak mau membuang gelas-gelas itu ke sana.
Malas! Jawabannya hanya itu.
Meski pun mereka berlalu ke arah berlainan dengan tong sampah itu, setidaknya sempatkanlah membuang gelas-gelas plastik itu ke tempatnya sebelum mereka pergi. Atau tenteng dulu saja, sampai mereka sampai di tong sampah di sisi lain yang mereka tuju! Padahal banyak tong sampah betebaran di sisi jalan taman.
Tak sempat memanggil empat pemuda itu karena sudah cukup jauh saat kami melihat sampah yang mereka tinggalkan, pun mereka berjalan berlawanan arah dengan kami dan juga jalan mereka yang disertai canda tawa hingga tak memperhatikan kanan-kiri, depan-belakang. Kami memutuskan untuk memungut gelas-gelas itu dan membuang mereka tempatnya. Suami sampai merungut kesal dan mengatai, “tidak berpendidikan!”
Mungkin itu tepat untuk mereka. Mungkin mereka tidak pernah diajari untuk membuang sampah pada tempatnya!
Dan warga seperti mereka masih sangat banyak di sekitar kita. Meskipun ada tempat sampah tak jauh dari mereka, jika mereka memang tidak memiliki kesadaran maka tetap saja mereka akan membuang sampah sembarangan.
Saya paling tidak bisa jika harus membuang sampah sembarangan. Kalau sedang di jalan dan ingin membuang sampah tapi tempat sampahnya jauh, maka saya akan berjalan ke tempat sampah itu lalu membuangnya ke sana. Kalau seandainya saya memiliki sampah plastik bekas roti atau sampah tisu lalu saya tidak menemukan tempat sampah di sekitar saja, biasanya saya kantongi dulu atau saya masukan ke kantong tas bagian samping terlebih dahulu. Kalau ketemu tempat sampah baru saja buang, kalau tidak ya saya bawa pulang dan buang di tempat sampah di rumah. Makanya terkadang dongkol kalau melihat orang buang sampah sembarangan!
Mungkin harus ada pengawas kebersihan dari dinas kebersihan yang di tempatkan di setiap tempat umum untuk mengontrol. Jika ada yang buang sampah sembarangan mereka bisa ditegur langsung, kalau perlu diberikan sangsi/denda biar mereka bisa tertib.
Hai, kamu! Kamu dan kamu! Yang biasa buang sampah sembarangan, sadar diri dong!
- Post Tags#Kebersihan#sampah#tempat umum
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)