Ini 23 Motif Batik Nabire Papua, Buah Perjuangan
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateTue Nov 07 2017
Sebanyak 23 motif Batik Papua ciri khas Kabupaten Nabire diluncurkan, Senin, 6 November 2017 di halaman Kantor Bupati Nabire.
Peluncuran batik Papua khas Nabire dirangkai dalam sebuah acara syukuran bersama atas Prestasi Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Papua atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Nabire tahun 2016, penghargaan Indonesia Awards 2017 dari MNC Grup, I News TV dengan kategori “Pembangunan Infrastruktur dalam Rangka Pembukaan Isolasi Daerah Indoensia Bagian Timur”, penyerahakan Kartu Indonesia Pintar, serta penutupan dan penyerahan hadiah Voli Putra Bupati Cup 2017.
Peluncuran batik Papua ciri khas Kabupaten Nabire dihadiri oleh Kepala Seksi Hak Cipta, Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kasubdit Kekayaan Intelektual Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Papua, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkpimda), Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah, Unsur TNI dan Polri, Pimpinan Instansi Vertikal di Kabupaten Nabire, Pimpinan Badan Usaha Milik Negara, Pimpinan Badan Usaha Milik Daerah, Pimpinan Organisasi Non-Pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, ribuan Aparatur Sipil Negara, dan perwakilan masyarakat.
Peluncuran batik Papua ciri khas Kabupaten Nabire diawali dengan penjelasan tentang proses pembuatan batik khas Nabire oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kabupaten Nabire, Ibu Yufinia Mote, S.SIT sebagai penggagasnya.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan secara resmi Hak Cipta dan Desain Industri dari Kepala Seksi Hak Cipta, Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Luter Pasande kepada Pemerintah Kabupaten Nabire.
Dijelaskan Yufinia Mote, S.SIT, batik Papua ciri khas Kabupaten Nabire dapat diluncurkan setelah melalui proses yang panjang.
“Pada awalnya, ketika kami mengikuti dan menghadiri berbagai kegiatan baik yang dilaksanakan di Provinsi Papua maupun di luar Provinsi Papua, kami selalu menggunakan Batik Papua sebagai busana dan ada banyak pertanyaan yang diajukan kepada kami. Pertanyaannya adalah lbu apakah batik yang ibu gunakan adalah batik dari Kabupaten Nabire? Sebagai seorang Istri Bupati dan juga sebagai seorang Pimpinan saya merasa malu. Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada mereka. Tetapi untuk menutupi semuanya, saya hanya bisa katakan bahwa yang saya gunakan adalah Batik Papua,” kata Ibu Yufinia.
“Berawal dari pengalaman-pengalaman inilah saya sebagai pimpinan termotivasi dan saya berkomitmen bahwa Kabupaten Nabire harus mempunyai Batik Khas Nabire. Kemudian saya memanggil Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Ibu Matilda Mose dan saya menceritakan semua yang terjadi dengan satu harapan bahwa Batik Khas Nabire harus ada. Puji Nama Tuhan karena akhirnya kegiatan membatik ini mulai diperjuangkan melalui Bidang Pemberdayaan Perempuan pada Tahun 2015 dengan membentuk Panitia Pelaksana Kegiatan Desain Batik Papua Ciri Khas Nabire dengan ketua Panitianya adalah Bapak Agustinus Tatogo, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Nabire,” kata Yufinia menjelaskan.
Selanjutnya, kata dia, sebelum Kegiatan Sayembara/Lomba Desain Batik dimulai, ia sebagai anak adat yang tahu dan menghargai nilai-nilai budaya maka pihaknya mengundang Ketua Lembaga Adat, Kepala Suku, Para Seniman/Seniwati serta Budayawan Kabupaten Nabire guna memberikan kriteria/bentuk motif batik ciri khas Nabire dan memperoleh Pengakuan serta Penerimaan terhadap Motif tesebut.
“Pada tanggal 15 April 2015 rapat berama antara Panitia penyelenggara dengan Ketua Lembaga Adat Kepala Suku Para Seniman/Seniwati serta Budayawan Kabupaten Nabire sekaligus Penandatanganan Berita Acara ‘Pengakuan dan Penerimaan Motif Batik Papua Ciri Khas Nabire.’ Pada tanggal 16 Aprll 2015 diumumkan Lomba Sayembara Desain Motif Batik Papua Ciri Kahs Nabir,” kata dia.
Persyaratan yang ditetapkan bersama untuk Sayembara adalah dalam batik khas Nabire harus memuat unsur kebudayaan pegunungan dan pesisir pantai. Pegunungan berupa panah, jubi, koteka, moge dan wupi.
Daerah pesisir dan kepulauwan dengan motif rumah adat, keyakinan (dewa yang dipuja), sisir bambu, tifa, tali persahabatan/persatuan, gelang batu, kulit bia, paseda, dayung, dan penokok sagu. Kemudian, kekayaan alam seperti hiu paus dan emas.
“Pada tanggal 20 April 2015, saya sebagai Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Nabire mengeluarkan Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Juri untuk mengadakan penilaian terhadap motif batik yang dilombakan. Tim juri dipimpin oleh Daniel Maipon, S.STP dengan sekretaris Matilda Mose, S.Sos dan anggota antara lain (alm.) Yakobus Muyapa, (alm.) Yuuan Yaap Marei, Drs. Blasius Nuhuyanan, Menasye Yoteni, SH, Yufinia Mote, S.Si.T, Septinus Bamnsano, S.Pd, Derek Nurlete, S.STP, Albert Runaweri (Dewan Kesenian Provinsi), Lamech Niwari, Nyoman Dana,” terangnya.
“Setelah mengujian dan penilai tertulis maupun secara lisan akhirnya Pengumuman pemenang Lomba Desain Batik Papua Ciri Khas Nabire dapat diumumkan secara resmi Pada tanggal 24 April 2015 dengan pemenang lomba adalah Juara I, Marthen Giyai, Juara II, Koresac Mobalen, Juara III, Fransiskus Tekege. Selanjutnya, tanggal 24 April 2015 kami lakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Hasil Desain Motif Batik Papua Ciri Khas Nabire dari pemenang Lomba Motif Batik Papua Ciri Kas Nabire kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire, Bapak Bupati Nabire Bapak, Isaias Douw, S.Sos., MAP untuk dijadikan sebagai Aset Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire,” kata Yufinia.
“Selama tahun 2016 Kegiatan Batik Papua ciri khas Nabire kembali kami usulkan dan diperjuangkan namun tidak dapat dilanjutkan karena ketidaktersedianya dana dalam memfasilitasi kegiatan dimaksud. Dan kembali lagi kami perjuangkan pada Tahun 2017 dan puji Tuhan karena mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama dari Bapak Bupati Nabire sehingga melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak pada tahun 2017 ini kami dapat melewati tahapan-tahapan, salah satunya adalah mendaftarkan di di Kementerian Hukum dan HAM guna memperoieh Lisensi/Hak Paten Batik Papua Ciri Khas Nabire dan kegiatan pelatihan membatik di Yogyakarta diikuti oleh 20 peserta pelatihan.”
“Akhirnya, hari ini tanggai 6 Nopember 2017 adalah merupakan hari bersejarah bagi perjalanan batik Papua ciri khas Nabire, yakni dilakukan acara Penyerahan Sertifikat Hak Paten Batik Papua Khas Nabire dan Launching Perdana Batik Papua Ciri Khas Nabire. Selaku Pimpinan SKPD penyelenggara dan Pencetus Batik Papua Ciri Khas Nabire, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan pemilik alam semesta ini,” tutur Yufinia.
Di tempat yang sama, dalam sambutannya, Bupati Nabire, Isaias Douw, S.Sos., MAP mengungkapkan rasa syukurnya atas Batik Papua khas Nabire. “Hari ini, kita bersyukur bahwa Kabupaten Nabire resmi memiliki batik Papua ciri khas Nabire yang unik, kombinasi unsur-unsur kebudayaan daerah pegunungan, pesisir dan kepulauan.”
“Saya atas nama pemerintah daerah Kabupaten Nabire menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para seniman dan budayawan yang telah ikut terlibat dalam proses terwujudnya batik Papua ciri khas Nabire,” kata Isaias.
Dijelaskan Bupati Isaias, yang dimaksud dengan karya seni batik Papua ciri khas Nabire adalah motif batik kontemporer yang bersifat inovatif, masa kini, dan bukan tradisional. Karya tersebut dilindungi karena mempunyai nilai seni, baik dalam kaitannya dengan gambar, corak, maupun komposisi warna.
“Batik Papua khas Nabire ini adalah kebanggaan kita, orang Nabire. Karena itu, saya minta agar semua ASN (aparatur sipil negara) wajib mengenakan batik ciri khas Nabire pada setiap hari Kamis dan dapat digunakan sebagai taplak meja, kain jendela, latar belakang spanduk, kop surat dan, dapat digunakan di sekolah-sekolah, BUMD, BUMN dan organiasi non-pemerintah sambil menunggu keputusan resmi dari pemerintah kabupaten Nabire,” pinta Isaias.
“Saya minta kepada dinas teknis agar segera menyediakan sarana berupa mesin dan bahan kain serta melatih tenaga-tenaga untuk memproduksi sebanyak-banyaknya batik ini. Mari kita lestarikan seni dan budaya melalui batik Papua ciri khas Nabire,” harap Isaias.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)