Kegemparan yang dilakukan Ratna Sarumpaet mengenai penganiayaan dirinya banyak menuai kemarahan, tidak terkecuali bagi beberapa politisi yang mengutuk pelaku karena beraninya mengeroyok seorang Ibu. Namun kegemparan tersebut berubah menjadi kekecewaan tatkala Ratna Sarumpaet mengaku bahwa cerita pengeroyokan itu hanyalah fiksi belaka. Entah setan mana yang telah memasuki dirinya, katanya.

Usut punya usut, pembengkakan pada wajah dan kedua matanya merupakan hasil operasi sedot lemak yang dilakukan di salah satu Rumah Sakit bedah kawasan Menteng. Tidak tanggung-tanggung, korban yang termakan hoaks ini adalah petinggi Indonesia termasuk Prabowo Subianto, salah satu kandidat calon presiden. Seperti yang diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan salah satu tim sukses kubu Prabowo yang paling vokal. Maka dari itu, ia meminta maaf atas kesalahannya telah menyebar berita kebohongan. Permintaan maaf tersebut ditulis pada secarik kertas yang dikirimkan lewat perantara, sebagai berikut:

“Saya tidak mengerti harus menulis apa, selain mohon maaf padamu, pada rakyat Indonesia, pada Allah SWT.”

Di applikasi WhatsApp, muncul surat resign Ratna Sarumpaet dari posisi jurkamnas. Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade, yang juga jubir BPN Prabowo-Sandi, membenarkan surat tersebut. Namun pemecatan Ratna sebenarnya dilakukan sebelum surat itu beredar, tepatnya saat aktivis tersebut mengaku melakukan pembohongan publik.