International Women’s Day: Berdamai dengan Diri Sendiri adalah Kunci Melakukan Hal-Hal Fantastis
- Post AuthorBy Hanajime Gandis
- Post DateSun Mar 08 2020
Ketika diwawancarai mengenai rahasia kecantikan, seorang publik figur kerap kali mengatakan banyak minum air putih dan rajin olahraga. Dulu saya tidak memercayai pernyataan tersebut sampai membuktikan sendiri. Lagipula, sekarang pamer foto sedang nge-gym merupakan tren di kalangan mereka.
Saya sudah lama ingin mengikuti kelas yoga, tetapi belum kesampaian juga. Ketika merantau ke Solo untuk melanjutkan pendidikan, saya mencari informasi mengenai sanggar atau studio olahraga tersebut. Sebagai kaum ojol, jarak lebih dari lima kilometer dan bolak balik tentu cukup memberatkan. Alhasil, saya membulatkan tekad dengan mengikuti instruksi melalui Youtube.
Beruntung, saya menemukan saluran bagus bernama Stylecraze Yoga. Sebagai pemula, gerakan sangat mudah diikuti. Saya pun rutin melakukan setiap pagi, sore, atau dalam kedua waktu tersebut apabila tidak banyak kegiatan. Durasi juga perlahan-lahan meningkat, bahkan sampai lebih dari 30 menit.
Sebelum memutuskan untuk rajin yoga, saya sudah rutin jogging, tetapi ternyata saya lebih cocok dengan olahraga asal India tersebut. Saya mampu melakukan lebih lama tanpa merasa ngos-ngosan. Dalam melakukan aktivitas fisik, mengetahui kapasitas tubuh terlebih dahulu memang tidak kalah penting untuk dilakukan.
Setelah rutin melakukan yoga, saya melihat perubahan pada wajah saya, menjadi lebih cerah. Jerawat pun jarang muncul (jarum timbangan juga bergerak ke kiri). Padahal, saya tengah lepas dari krim dokter. Menurut referensi, ternyata dengan olahraga dapat meningkatkan suplai oksigen ke kulit dan membersihkan kotoran menyumbat pada pori.
Mengapa saya tidak percaya pada pernyataan publik figur perihal rahasia kecantikan di atas, karena saya pikir itu hanyalah sekadar pencitraan untuk tidak menyebutkan perawatan mahal ala luar negeri. Logika saya jadi tidak bekerja seperti ini. Saya memang banyak minum air putih, tetapi tidak rajin olahraga meski bukan kaum mager amat.
Saya pun melupakan fakta bahwa Mama saya rajin olahraga (baca: senam) dan masih terlihat awet muda di usia 50 tahun. Saat didandani untuk acara pernikahan, perias tidak luput bertanya perihal perawatan wajah. Beliau tidak pernah melakukan hal tersebut. Selain kegiatan fisik, resep beliau adalah pola pikir dan hidup sehat seperti konsumsi makanan.
Tidak saya tampik bahwa fakta tersebut semakin menampar saya. Belum lagi pemikiran kenapa saya tidak melakukan dari dulu. Namun, kesadaran saya sekarang memang melalui sebuah pengalaman pahit terlebih dahulu.
Beberapa waktu lalu saya down oleh banyak hal. Lebih-lebih, saya merasa orang-orang di sekitar saya tidak bisa membantu, sehingga hidup saya tidak jauh dari kata sendiri. Apalagi, saya terlihat hanyalah sebuah beban sampai saya bertanya pada diri sendiri, “Salahkah saya sedih? Apakah saya harus selalu bahagia agar terlihat menyenangkan?”
Saya sudah mencoba menggunakan lebih sedikit perasaan ketika menjalani hidup, tetapi saya bisa apa? Support system pun kurang baik.
Saya memang memegang prinsip tidak boleh menyusahkan orang lain. Namun, tidak bolehkah sesekali saya meminta pertolongan? Daripada menunggu hal itu datang, saya pun berbenah diri dengan melakukan yoga (ada potensi depresi dalam diri saya, jadi masalah keimanan tentu tidak valid untuk diikutsertakan). Ketika mengeluarkan keringat, saya merasa lebih baik sebab seperti menganalogikan beban-beban itu luruh.
Selain yoga, saya berusaha memperbaiki diri, misalkan dengan menekan amarah. Saya sudah lumayan lama sih melakukan ini sebab saya lelah. Bagaimana bisa, kita dirugikan, protes, tetapi orang lain tidak terima? Sabar saja. Terima kasih juga pada seorang teman. Dia mengatakan, “Kamu baik karena kamu memang baik.”
Saya menjadi semakin yakin bahwa apa pun terjadi, janganlah mengubah pribadi kita. Menyakitkan memang, tetapi tidak akan menghancurkan.
Mengenai definisi cantik berdasarkan pengalaman di atas, saya mendapat pemahaman baru: berdamai dengan diri sendiri. Dengan begitu, lebih menikmati dalam menjalani hidup, memancarkan aura positif, dan menimbulkan rasa nyaman serta syukur. Tanpa riasan pun, kita tetap merasa spesial. Saat-saat tertentu, mungkin orang lain tidak bisa merasakan hal tersebut. Namun, paling tidak mampu meyakinkan diri bahwa kita berharga.
NB: Selamat hari perempuan internasional! Saya memang tidak memberikan pesan-pesan luar biasa. Namun, untuk melakukan hal-hal fantastis, selamatkanlah diri sendiri terlebih dahulu, kemudian orang lain.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)