Pada 4 November lalu, Jusuf Kalla selaku wakil presiden memberikan kuliah umum di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta guna memperingati Hari Sumpah Pemuda. Di antara materi yang disampaikan, beliau menekankan pada anak muda untuk tidak bermimpi menjadi PNS.

“Anda semua mahasiswa harus memahami bahwa cita-cita menjadi pegawai negeri sipil (PNS) peluangnya kecil sekali. Kesempatannya tidak lebih dari 3 persen,” ujar JK.

Melalui hasil rapat dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, JK mendapatkan fakta bahwa sebanyak 4.400.000 pelamar PNS, yang diterima hanya 120.000 orang atau sekitar 3-4 persen saja.

JK melanjutkan, dalam penerimaan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sendiri, sebanyak 40.000 pelamar hanya diambil sebanyak 1.900, atau hanya 4 persen. “Kenapa masuk IPDN karena langsung ingin menjadi pegawai negeri. Jadi, itulah kondisi negara kita ke depan bahwa begitu banyak generasi muda yang ingin masuk pemerintahan, namun kecil sekali kesempatannya,” terang beliau.

Meski JK tidak melarang untuk mendaftar sebagai PNS, beliau memberikan alternatif lain pada anak muda untuk berkontribusi membela negara. Misalkan, bergerak di bidang perekonomian dengan membuka usaha agar ketimpangan bisa diatasi secara signifikan.

Lebih lanjut, JK menuturkan bahwa Indonesia telah menghadapi 15 konflik besar, di mana 10 kasus disebabkan oleh rasa ketidakadilan, baik politik, ekonomi, maupun sosial dalam masyarakat. Sebagai solusi, memperbaiki keadaan keuangan negara adalah jalan terbaik untuk menciptakan kesejahteraan bagi semua orang.

Untuk itu, JK optimistis agar generasi muda menjadi pengusaha. Beliau juga berharap jika pihak universitas memberikan bekal yang cukup. Selain itu, menurut beliau, zaman sekarang profesi tersebut tidak susah dijalankan, karena tidak butuh pendahulu yang melakukan hal serupa, melainkan dukungan dari teknologi.

Harapan JK memang tidak bermaksud membatasi keinginan seseorang untuk menjadi PNS. Melainkan, mau mencoba hal lain, di mana pesaing dan peluang lebih mudah diatasi. Di sisi lain, dapat membuka pandangan masyarakat jika menjadi abdi negara bukan cara tunggal hidup sejahtera. Apa pun itu selama ditempuh melalui kerja keras, akan menghasilkan yang terbaik. Gali potensi diri dan sukseslah dengan cara berbeda.

HG