Kebanggaan pada Identitas secara Berlebihan Membuat Orang Cepat ‘Baper’
- Post AuthorBy Rea Lisha
- Post DateSun Oct 29 2017
Gara-gara rame protes iklan produk dengan karakter pramugari, saya yang bukan penonton televisi menyempatkan diri menonton iklan itu yang link-nya ditautkan di Kumparan.
“Gimana kesanmu?” tanya teman di sebelah saya.
“Um, ya begitu, apa yang mau dikomentari?”
“Apa itu nggak melecahkan profesi pramugari? Nggak merendahkan perempuan?”
“Sebagai penonton, aku nggak berpikir sejauh itu sih. Tapi kalau ada yang keberatan, ya sah-sah aja.”
Refleks ingatan saya melayang pada beberapa peristiwa, misalnya protes orang-orang pada film yang menempatkan figur polisi atau ustad sebagai tokoh jahat. Mereka marah karena itu dianggap menghina profesi polisi dan ustad yang mulia.
Semua berkaitan dengan stereotipe. Yang keberatan dengan iklan tema pramugari menuding pembuat iklan memanfaatkan stereotipe buruk pramugari dan melecehkan perempuan. Yang keberatan dengan film juga terjebak stereotipe bahwa polisi adalah pelindung masyarakat yang pasti baik, begitu juga dengan ustad yang stereotipenya selalu benar.
Orang-orang cepat ‘baper’ (terbawa perasaan) ketika identitas yang melekat pada dirinya yang terlalu dibanggakan itu diusik. Padahal realitasnya di semua profesi itu isinya ya manusia-manusia juga, yang kadang bisa salah, kadang bisa benar, kadang bisa buruk, kadang bisa baik.
Soal pilihan model baju saja bisa ramai dan seolah sangat rumit kalau disangkutpautkan dengan identitas dan stereotipe. Nggak heran kan kalau ada politisi licik yang paham psikologi massa senang mempermainkan emosi konstituen dengan mengangkat identitas diri setinggi-tingginya agar timbul solidaritas se-identitas demi keuntungan politisnya. Kan, jadi lari ke politik….
Tapi ya ada bagusnya juga protes iklan itu, tujuannya kan agar menghormati perempuan. Satu lagi, turut membantu misi iklan agar produknya semakin dikenal terutama bagi orang-orang yang memang membutuhkannya.
- Post Tags#Iklan Kondom Fiesta#pramugari
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)