Skip to main content
Categories
Berita

Kenangan Adik Perempuan Pierre Tendean

Diceritakan oleh @tukangpulas melalui cuitan-cuitannya di Twitter bagaimana @Jusuf_Rivai mengisahkan kenangan ibunya, Rooswidiyati yang merupakan adik dari Letnan Pierre Tendean.

Potret Pernikahan adik Pierre Tendean (kanan), Rooswidiyati & Yusuf Razak. Sumber @tukangpulas

Pada waktu Rooswidiyati (Roos) hendak menikah dengan Jusuf Razak, Pierre memberikan sejumlah uang yang dibungkus koran. Roos terkejut, karena uang tersebut dlm bentuk dollar yang kalau dirupiahkan jumlahnya besar.

Uang itu adalah uang yang ia kumpulkan dari gajinya saat menyusup ke Malaysia. Roos ingat bahwa saat menikah pada 2 Juli 1965.

Roos dan Pierre saling berpandangan dalam waktu lama. Roos mengingat Pierre menanyakan kepada dirinya, “Apakah sudah siap berumah tangga?” Lalu Pierre sempat memberikan nasehat kepada Roos.

Saat Roos akan menandatangani surat nikah, mendadak Pierre menangis dan memeluknya. Ia pun menangis di dada Pierre sampai tak sanggup menandatangani surat tersebut.

Roos masih ingat perkataan Pierre kepada suaminya, “Mas, aku titip adikku dan tolong jaga dia.”

Saat pernikahannya itulah Roos terakhir kali melihat Pierre, kakak kesayangannya.

Pierre Tendean memang dikenal sebagai sosok pemuda yang tampan. Semasa ia menjadi ajudan Jenderal A.H. Nasution, banyak mahasiswi lebih memilih memperhatikannya daripada Sang Jenderal yang memberi kuliah. Bahkan mereka sampai berkata bahwa telinga untuk Pak Nas, tapi mata untuk ajudannya.

Meski begitu, ternyata hati seorang Pierre Tendean tertambat pada gadis cantik bernama Rukmini Chaimin.

Rukmini, putri sulung keluarga Chaimin di Medan. Dikenal Pierre ketika menjadi Komandan Peleton Zeni di Kodam II Sumatera Utara. Mereka harus LDR (long distance relationship), karena Pierre kemudian mengikuti pendidikan intelijen di Bogor.

Sejak di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), Pierre jadi idola para wanita, tapi Pierre bukan tipe playboy, bahkan keluarganya tak pernah dengar Pierre berhubungan dengan wanita.

Dengan darah Perancis – Belanda dan Minahasa di dirinya, Pierre tak mau menggunakan kelebihan fisiknya. Hanya Rukmini yang membuat Pierre serius dan berlanjut pada lamaran ketika menemani Jenderal Nasution berkunjung ke Medan. Tanggal 31 Juli 1965 itu menjadi pertemuan terakhir Pierre dengan Rukmini. Padahal, mereka merencanakan akan menikah pada November 1965.

Beberapa lama Pierre menjalin hubungan dengan Rukmini dan saling berkirim surat. Keseriusan ini sempat diungkapkan kepada keluarganya. Namun sayang, Pierre justru tewas pada 1 Oktober 1965 dalam Peristiwa G30S. Rukmini pun hancur hatinya ketika mendengar berita bahwa sang kekasih ternyata meninggal dunia.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends