Ketika Wisma Atlet Eks Sea Games Jadi RS Darurat COVID-19
- Post AuthorBy Rina Na Kwartiana
- Post DateFri Mar 27 2020
Mungkin saya termasuk terlambat menulis berita ini, tapi nggak ada salahnya jika saya menaruh harapan besar agar badai cepat berlalu.
Hingga hari ini (Kamis, 26 Maret 2020, ketika tulisan ini saya buat) sudah memasuki hari ke-4 rumah sakit darurat itu berdiri. Rumah Sakit Darurat? Yang mana? Sebelah mana? Dan lain-lain lagi pertanyaan yang muncul.
Ya, rumah sakit itu adalah jelmaan dari Wisma Atlet Kemayoran, yang dulu dipergunakan oleh para atlet saat Sea Games 2018. Kemudian diubah menjadi rumah sakit darurat untuk mengkarantina dan menangani pasien-pasien pandemik Corona – Covid 19. Sebegitu mengerikannya kah? Bisa jadi ya, karena ini adalah virus yang baru ditemukan di tahun 2019, dan penyebarannya begitu cepat.
Dari berita yang saya baca, ketika pada awal tahun 2020 virus ini menyebar di wilayah bagian Wuhan China, dalam waktu 3 bulan saja, hingga akhir Maret hampir seluruh negara di dunia terkena hantaman virus ini, tak terkecuali negara besar seperti AS, Inggris dan Arab Saudi. Bahkan Arab Saudi dan Vatikan pun menghentikan kegiatan-kegiatan keagamaannya. Arab Saudi sudah mengambil kebijakan untuk menutup kegiatan umroh sejak bulan Februari (dan kemungkinan besar juga akan meniadakan musim haji 2020 jika pandemik ini masih terus berlangsung). Vatikan melarang semua umatnya untuk berkunjung ke kota suci Betlehem.
Indonesia pun tak kalah mengerikan, dari minus penderita covid 19, menjadi ratusan orang. Bahkan berdasarkan informasi yang saya dapat, ada puluhan orang yang harus meregang nyawa karena virus itu, termasuk 8 orang dokter dan beberaapa tenaga medis lainnya. Jujur, saya memang tidak pernah meng-update berapa jumlah pasien dan korban jiwanya, karena bagi saya hal ini dapat membuat jiwa-jiwa siapa saja yang melihat dan membacanya akan semakin rapuh.
Pemerintah pun telah melakukan usaha-usaha yang keras untuk sengera menyelesaikan masalah ini, hingga akhirnya menggunakan wisma atlet kemayoran sebagai rumah sakit darurat. Saya benar-benar salut dengan semua yang dilakukan pemerintah.
Rumah sakit ini dikelola dan diawasi oleh TNI-POLRI, begitu kata Panglima TNI dalam konfrensi persnya beberapa waktu yang lalu didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Korona (Covid-19) Doni Monardo.
Usai konfrensi pers, Panglima TNI bersama Ketua BNPB dan menteri BUMN berkeliling rumah sakit untuk mengetahui persiapannya.
Bahkan dokter-dokter muda dari TNI pun disiagakan di rumah sakit darurat tersebut.
Fasilitas rumah sakit ini pun juga bisa diacungi jempol. Dulu saat dipakai menampung atlet saat Sea Games 2018, banyak atlet yang bilang , jika wisma atlet ini sudah bertaraf olimpiade. Bagaimana dengan sekarang setelah berubah menjadi rumah sakit darurat? Pastinya tidak kalah baiknya. Rumah sakit ini dilengkapi dengan peralatan medis yang oke. 1 kamar mampu menampung 2 orang pasien, bisa dibayangkan dengan kapasitas kamar sebanyak 2400, berapa pasien yang dapat ditampung. Tapi Nauzubillah min zalik, jangan sampai kejadian ya…
Bahkan menurut kabar terakhir, masing-masing kamar disediakan dispenser dengan air mineral dengan merk yang sudah terkenal, bukan air isi ulang. Begitu perhatiannya pemerintah terhadap para pasien. Bahkan untuk alat pelindung diri (APD, seperti masker, sarung tangan, baju pelindung) untuk para petugas medis pun telah dipersiapkan dengan baik, begitu pula dengan obat-obatannya
Saya begitu mengapresiasi dengan apa yang telah pemerintah lakukan untuk mengatasi pandemik ini. Ada baiknya mereka di luaran sana yang begitu membenci pemerintah, berpikir secara logis, apa yang sudah dapat mereka lakukan untuk bangsa ini, bukan malah menghujat.
• Rina •
Seseorang yang doyan makan tapi suka masak, suka baca dan sedang belajar jadi penulis
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)