Kisah Perempuan Pengidap Bipolar yang Berusaha Mengenyahkan Pikiran Untuk Bunuh Diri
- Post AuthorBy Lovanisa
- Post DateMon Oct 01 2018
Bipolar, yang sebelumnya disebut ‘manic depression’, merupakan kondisi kesehatan mental serius di mana seseorang mengalami perubahan suasana hati yang signifikan, berupa manik dan depresi. Ada kalanya ia merasa sangat bahagia dan bersemangat atau malah tiba-tiba drop, sedih dan putus asa.
Menurut NHS (National Health Service), kondisi ini lebih banyak menyerang mereka yang lebih muda berusia 16 hingga 34 tahun, sedangkan orang dewasa berada di angka 1-2 persen saja. Kondisi ini juga bisa melibatkan iritabilitas dalam pengambilan keputusan yang impulsif atau ceroboh. Sekitar setengah dari orang-orang yang sedang mengalami fase tersebut, selalu mengalami delusi (percaya hal-hal yang tidak benar) dan halusinasi (melihat dan mendengar hal-hal yang tidak ada).
Dalam pembahasan ini, saya telah mewawancarai seorang perempuan, sebut saja Dini, pengidap bipolar yang telah dialaminya selama bertahun-tahun. Sejak kecil ia sudah sering dibawa ke psikiater karena hyperaktif juga mempunyai trauma akibat pengalaman kekerasan fisik dan verbal dari orangtuanya. Mempunyai kepribadian introvert, membuat Dini memilih untuk memendam semua masalahnya sendiri. Triggernya ketika rumah tangga yang sudah dibangun selama bertahun-tahun, berakhir dengan perceraian yang semakin memperparah kondisi mentalnya.
Dini mengatakan jika depresinya datang, ia lebih sering tidak ingin melakukan apapun. Bawaannya lemas dan sedih bahkan sampai psikosomatis (badannya akan terasa ngilu dan sakit kepala). Bila kondisi tersebut datang, biasanya Dini akan mengijinkan diri untuk menangis sejadi-jadinya selama batas waktu tiga hari, namun tetap berusaha melakukan kegiatan simple seperti menulis. Sementara dalam fase hipomanik, ia bisa semangat mengerjakan apa saja tanpa lelah, bahkan sampai tidak tidur meskipun lebih gampang marah. Namun dalam fase ini, Dini akan memanfaatkannya untuk lebih produktif, semisal membuat stock dagangan yang lebih banyak. By the way, Dini merupakan pebisnis kuliner.
Segala usaha untuk menghilangkan swing mood akibat bipolar ini, sudah Dini lakukan mulai dari self healing hingga mengikuti sesi konsultasi. Karena dulu pengobatan jiwa masih mahal dan pressure belum terlalu kuat, masih bisa diatasi dengan self healing secara spiritual. Tetapi ketika makin lama pressure semakin besar, akhirnya dibantu obat dan psikoterapi. Menurut Dini, harus ada kemauan kuat dari diri sendiri untuk sembuh dan bisa kontrol diri, karena obat-terapi-support dari lingkungan itu cuma pendukung saja. Kuncinya tetap harus dari komitmen pada diri sendiri untuk mau berubah.
Selain usaha-usaha yang disebutkan di atas, Dini juga bergabung dalam komunitas Bipolar Care Indonesia (BCI). Tujuan komunitas ini supaya bisa menjadi wadah bagi survivor maupun caregiver untuk berbagi pengalaman dan saling menguatkan satu sama lain, serta pemberdayaan bagi para survivor agar bisa melawan stigma dengan karya.
Dini membeberkan bahwa beberapa di antara mereka ada yang melakukan self harm bahkan percobaan bunuh diri. Kadang ada juga yang sampai pada taraf kecanduan melakukan self harm karena merasa endorfinnya muncul setelah melakukan itu. Dini sendiri sering mengalami suicidal thought (pemikiran untuk bunuh diri) ketika depresinya datang. Beruntung Ia selalu memberitahu anak-anaknya jika sedang berada dalam fase itu. Sehingga anak-anaknya akan berusaha membuat Dini mengalihkan pikiran dengan mengajaknya jalan, makan atau melakukan kegiatan lain yang menyenangkan. Lagipula, anak adalah alasan kuat mengapa Dini bertahan dan berusaha mengenyahkan suicidal thought tersebut.
Banyak rentetan selebritis yang mengidap penyakit ini seperti Mariah Carey, Demi Lovato, Britney Spears, atau dari Indonesia, Marshanda dengan video viralnya yang marah-marah. Sayangnya, banyak juga orang yang menjudge bahwa mereka yang mengalami depresi hingga melakukan bunuh diri merupakan orang yang kurang iman. Padahal depresi sama halnya dengan penyakit separah kanker. Saking sudah parahnya, orang tersebut memilih untuk mengakhiri hidup, seperti yang dilakukan Robin Williams, komedian asal Amerika Serikat.
Apa yang membuat mereka bertahan, seperti yang dipaparkan oleh Dini tadi – self healing, berbicara dengan keluarga untuk mendapat support dan mengikuti komunitas untuk share pengalaman. Bipolar sendiri ada tiga tingkatan, mulai dari yang ringan hingga yang terparah. Jika kamu sering mengalami swing mood, sebaiknya segera konsultasi dan tidak menyepelekan keadaan tersebut. Sementara kamu yang mempunyai kerabat/teman pengidap bipolar, mereka hanya butuh dukungan dan didengarkan. No judging, no blaming. Sometimes, the best medication is support and understanding.
FYI, untuk yang mau tau info lebih lanjut tentang bipolar atau ingin bergabung di komunitasnya, bisa menghubungi via FB Group Bipolar Care Indonesia atau IG @bipolarcare.indonesia
- Post Tags#Bipolar#mental issue
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)