Awal tahun 2018 di DKI Jakarta kondisi warganya semakin sulit. Bagi mereka yang biasa menerima KJP (Kartu Jakarta Pintar), kini banyak sekali yang mengalami masalah. Masalahnya adalah dananya bisa tiba-tiba “hilang” dari saldo tabungan para pemegang KJP.

Seorang ibu warga Jakarta mengungkapkan bagaimana ia kini harus mengadukan permasalahannya ke Bank DKI karena saldonya “hilang” meski belum ada transaksi yang berhasil dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya.

Dalam pesan di Whatsapp, ia menuturkan panjang lebar permasalahannya dengan KJP saat ini.

“… sebelum saya sudah ada beberapa ibu dan anaknya yang sedang melakukan transaksi. Dari beberapa ibu ada yang berhasil transaksinya ada yang tidak…”

“Pada saat saya sedang transaksi mesin debit milik toko tidak bisa menjalankan transaksi. Di situ tertulis ‘decline’ sampai 3 kali mencoba tetapi sama seperti itu. Seperti yang sudah-sudah saya langsung membatalkan pembelian, dan saya bilang ke uni penjaga toko untuk besok balik lagi.”

“Besoknya Jumat saya balik lagi tapi sebelumnya saya cek saldo di ATM. Ternyata setelah saya cek saldo, sudah berkurang sebanyak Rp 460 ribu. Sama seperti jumlah pembelian seragam kemarin. Saya kaget sekali karena memang pada saat itu transaksi gak bisa alias gagal.”

“Akhirnya Senin kemarin saya buat laporan ke Bank DKI ternyata di situ sudah banyak yang antri untuk melaporkan hal yang sama seperti yang saya alami. Pihak costumer service bilang ini sudah hari ketiga orang buat laporan. Ada yang dananya hilang Rp 750 ribu, ada yang Rp 600 ribu, dan saya sendiri Rp 460 ribu.”

Bahkan banyak ibu-ibu menggerundel, “Kalau gini kita mau lapor ke mana? Kalau dulu enak masih ada Pak Ahok… kalau sekarang?”

Kalau sudah bermasalah seperti ini, siapa yang salah?

Kata Anies Baswedan sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, dia akan membuat KJP menjadi plus. Lalu sekarang, plus apa? Yang ada malah minus.

Janji janji…. Tinggal janji…