Lecehkan Perempuan! Tiffani yang Minta Jadi Istri Kedua Sandi, Ternyata Drama!
- Post AuthorBy Manuel Mawengkang
- Post DateWed Mar 27 2019
Penghinaan terhadap perempuan, menista perempuan, menganggap perempuan itu rendahan. Itulah kerjaan dari kubu Prabowo dan Sandiaga.
Bagaimana mungkin perempuan di Indonesia bisa dihargai jika perempuan pun dijadikan komoditas politik.
Perempuan yang ngajak nikah Sandi akhirnya mengaku bahwa ia diminta panitia untuk bertanya. Ini adalah sebuah hal yang paling kurang ajar. Menghina. Menista. Penghinaan kepada perempuan sudah berkali-kali terjadi.
Vincentia Tiffani yang mendadak viral, tidak tahan rupanya untuk tetap diviralkan. Ia akhirnya angkat suara. Mahasiswi Atma Jaya Yogyakarta itu buka suara perihal meminta Sandiaga jadi istri keduanya.
Saya dimintain tolong sama panitia untuk menanya bagaimana kalau saya menjadi istri kedua Bapak Sandiaga Uno. Kesannya seperti beneran ya. Tapi di situ saya sebenarnya adalah bercanda,
Setelah saya bertanya itupun suasana di seminar itu malah jadi lucu-lucuan dan lebih hidup. Tetapi media menangkapnya adalah itu adalah hal serius, gitu. Yang akhirnya beritanya jadi heboh, viral, dan akhirnya semua menyorot saya dan itu cukup mengganggu
Pertanyaan itu pun bukan dari saya walaupun sebenarnya saya kagum kepada Bapak Sandiaga Uno ya karena memiliki wajah yang tampan, berkharisma, berwibawa, dan itu tidak memungkiri semua orang akhirnya dianggap serius.
Karena kuliah saya masih panjang, karier saya masih panjang, jadi tidak mungkin di usia yang seperti ini saya ingin menikah gitu. Saya ingin mengatakan itu kepada masyarakat Indonesia.
kata Tiffani lewat video yang diunggah dalam akun Instagram @vincentiatiffani.
Dia mengaku bahwa selama ini , video viralnya membuat dirinya sulit. Mengganggu kariernya, kuliahnya dan aktivitasnya. Ini menjadi sebuah pembelajaran.
Beberapa orang yang disuruh drama oleh kubu Prabowo, akhirnya memang susah. Karena dunia ini adalah panggung sandiwara. Kenapa harus menambah sandiwara lainnya?
Ini adalah bentuk perendahan terhadap perempuan! Jangan pilih penista perempuan!
Begitulah hina-hina.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)