Skip to main content
Categories
Her StoryHiburanMenulis

Malam Pertama di Rumah Baru

12 December 2023

Penulis: Early Kusuma

Shanty merasa senang sekali, setelah menunggu sekitar 1 tahun-an, rumah yang dia beli, akhirnya jadi juga. Walaupun belum benar-benar total finishing, hanya masalah cat rumah saja yang belum dicat ulang dengan warna cat favoritnya, Pink.

Rumah juga sudah diisi elektronik lengkap, supaya memudahkan dalam segala hal.

Dengan sudah finishing-nya rumah, Shanty pengen sekali “ngereyen” rumah barunya dengan tidur semalaman di rumah baru. Spring bed baru, sprei baru yang wangi, segala urusan terkait persiapan untuk menginap di rumah baru, sudah benar-benar dipersiapkan dengan baik. Shanty memang sangat well prepared dalam segala hal.

Tibalah saatnya Shanty terlelap setelah kecapean seharian beberes lagi di rumah baru.

Shanty terkejut, ketika ada bapak-bapak dengan perawakan sedang mengetok pintu rumahnya, dan dia bersama seorang wanita dengan rambut bergelombang, sepertinya wanita itu istrinya.

“Salam kenal mba, maaf saya Pak Anjar. Ini istri saya, Lina. Rumah kami dekat dengan rumah mba. Selamat datang di rumah baru ya mba, semoga betah tinggal di rumah dan lingkungan baru. Oiya, perkenalkan, ini istri saya, Lina,” kata Pak Anjar.

“Salam kenal ya mba, saya Lina. Semoga betah di rumah baru. Jangan sungkan-sungkan kalau ada perlu apa-apa ya,” Bu Lina menambahkan.

“Iya, terimakasih Pak Anjar, Bu Lina. Kebetulan di perumahan ini memang saya belum kenal siapa-siapa. Maturnuwun sekali, sudah mau berkunjung kesini. Maaf, seadanya saja suguhannya,” kata saya pada mereka berdua.

“Oh… tidak apa-apa mba, wong tujuan kami ke sini mau silaturahmi dengan penghuni baru saja kok, tidak usah repot-repot,” kata Pak Anjar lagi.

“Kebetulan, rumah kami di dekat sini, kalau mba mau mampir sebentar ke rumah kami.”

“Oh, baik Pak , Bu, sebentar saya siap-siap dulu ya”, jawab Shanty.

Akhirnya setelah Shanty selesai siap-siap, mereka jalan bertiga, ternyata memang rumah Pak Anjar dan Bu Lina ga jauh dari rumah baru Shanty, hanya jarak 3 rumah dari Pos Kamling dekat rumah Shanty, letaknya di belakang perumahan Shanty.

Setibanya di rumah Pak Anjar dan Bu Lina, Shanty dijamu dengan baik. Dikenalkan juga dengan ketiga anak Pak Anjar dan Bu Lina, yang blm terlalu besar, mungkin sekitar 8-10 tahunan.

“Ayo, salim sama Tante Shanty dulu,” kata Bu Lina kepada ketiga anaknya.

Ketiga anak itu cium tangan ke Shanty, kemudian mereka lanjut berlarian bermain di sekitar rumah mereka, mereka lari dengan riang gembira.

Kemudian Shanty diajak ngobrol lagi sama Pak Anjar dan Bu Lina sampai lama. Ngobrol dengan sangat gayeng sampai sore.

Sampai akhirnya, Shanty terjaga dari tidurnya.

Lama Shanty terduduk dan mencerna, kejadian yang baru saja dia alami, kedatangan Pak Anjar dan Bu Lina ke rumah barunya, undangan mereka berdua ke rumah mereka, perkenalannya dengan ketiga anak Pak Anjar dan Bu Lina.

Semuanya bukan mimpi. Semuanya riil.

Shanty terduduk lagi dan melihat jam, oh… ternyata jam 3 pagi, sudah menjelang subuh.

Akhirnya Shanty tidak melanjutkan tidurnya pagi itu, karena masih tidak percaya dengan aktivitasnya dengan tetangga barunya itu.

Setelah siang, Shanty persiapan pulang ke rumah bawah, dia melewati jalan perumahan, tempat lokasi rumah Pak Anjar dan Bu Lina , dan ternyata sama sekali tidak ada rumah.

Yang ada hanya tanah kosong dengan berbagai macam tanaman liar yang sangat tinggi.

Shanty tercenung, oh, mungkin mereka penunggu area perumahan ini dan pengen ngajak kenalan aku. Hanya sekedar kenalan, karena pada saat Shanty “dibawa” ke rumah mereka pun, Shanty benar-benar dijamu dengan sangat baik oleh keluarga Pak Anjar dan Bu Lina.

Shanty tersenyum sambil mengucap dalam hati “Terimakasih banyak ya Pak Anjar dan Bu Lina, sudah menerima saya sebagai warga sini dan menjamu saya dengan baik tadi malam”.

Akhirnya Shanty naik motor kencang tanpa menengok lagi ke belakang.

Setelah hampir 1 tahunan dari ajakan ke rumah Pak Anjar dan Bu Lina, ternyata lokasi rumah mereka dibangun perumahan lagi, iya, perumahan bagus dengan harga cukup mahal.

Setiap kali Shanty melewati lokasi perumahan baru dan perumahan dia, Shanty selalu teringat kebaikan keluarga Pak Anjar dan Bu Lina.

“Baik-baik disana ya Pak, Bu”.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends