Mariana Imelda Kabey: Perempuan Jangan Mau Jadi Bemper Partai
- Post AuthorBy Yulika Anastasia
- Post DateTue Aug 28 2018
Mariana Imelda Kabey, saat ini menduduki jabatan sebagai anggota komisi D DPRD Kota Jayapura yang membidangi pendidikan dan kesehatan.
Mariana yang lebih akrab dipanggil dengan Butet Kabey ini bertekad kembali bertarung untuk menduduki kursi legislatif periode kedua DPRD Kota Jayapura. Ia maju mewakili Dapil 3, yakni Distrik Abepura menggunakan perahu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia siap kawal aspirasi masyarakat mulai dari Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) di tingkat bawah.
“Saya merasa masih banyak hal yang belum saya kerjakan untuk masyarakat saya,” terang Butet.
Kepada peranperempuan.id, Ibu 3 anak ini menuturkan apa yang hendak ia perjuangkan jika ia kembali duduk di kursi dewan. Melalui 3 fungsi dewan, yakni pengawasan, budgeting dan legislasi, Butet Kabey hendak memperjuangkan aspirasi dari bawah, termasuk regulasi yang menyangkut keberpihakan terhadap kaum perempuan.
“Diantaranya proteksi terhadap Orang Asli Papua (OAP). Misalnya, jangan sampai mereka tidak mendapat tempat di pasar tradisional dan proteksi terhadap pangan lokal: pinang, sagu dan buah merah,” kata wanita berdarah Sentani – Batak yang sedang studi di Fakultas Hukum Universitas Cendrawasih Jayapura.
Sebagai anggota dewan, Butet mengatakan dirinya selalu menolak untuk menjanjikan hal yang muluk-muluk kepada konstituennya. Bahkan, saat kampanye pada periode sebelumnya ia mengatakan hal sebaliknya yakni ‘jangan dengar dewan punya janji’.
“Yang dewan lakukan itu turun ke masyarakat dan kawal aspirasi. Kita turun reses, kita kawal aspirasi masyarakat lewat musrenbang. Apa yang diminta masyarakat harus disampaikan lewat musrenbang supaya kita bisa kawal,” ungkapnya.
Terkait dengan kuota 30% perempuan sebagai syarat yang mengharuskan parpol menyertakan keterwakilan perempuan Butet mengatakan bahwa dirinya siap berjuang dan bersaing diantara dominasi kaum pria.
Butet Kabey, dengan latar belakang pekerja LSM ini justru menyarankan agar para perempuan yang maju dalam bursa pemilu legislatif 2019 mendatang hendaknya bersungguh-sungguh.
“Yang saya lihat sekarang perempuan hanya digunakan untuk memenuhi kuota saja. Saya berharap sungguh, sungguh. Jangan ko jadi bemper untuk partai,” ucapnya tegas.
Lebih lanjut, Butet menyampaikan pengalamannya selama duduk di kursi legislatif. Menurutnya, suara perempuan di parlemen sama seperti suara kaum pria, namun ada beberapa kendala yang terkadang harus dihadapi.
“Di Kota Jayapura, saat ini ada 12 perempuan yang duduk di kursi dewan. Untuk suara tidak ada masalah. Hanya mungkin kita terkendala untuk menyusun perda yang bersentuhan dengan adat, tidak mudah. Contoh perda Kota Jayapura yang terkait adat istiadat setempat, sebab ada banyak suku di sini,” terangnya.
Meski demikian pada pileg mendatang, ia mengaku siap untuk maju dan merebut suara untuk kembali duduk di kursi dewan.
“Soal strategi pemenangan, bukan hanya soal besarnya jumlah uang yang dimiliki, tapi kita kan punya keluarga, saudara, kenalan dan rekam jejak yang baik. Tak melulu soal uang,” pungkasnya. (Yulika)
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)