Skip to main content
Categories
BeritaInspirasiKemanusiaan

(Mencoba sedikit) Mengapresiasi tindakan Gubernur Anies Baswedan yang (kali ini) tanpa blunder

Kali ini, saya begitu mengapresiasi kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan yang tanpa blunder. Betapa tidak, biasanya kebijakan yang beliau ambil malah balah bikin kusut. Contohnya saja penanganan banjir yang tak tuntas lalu menyalahkan banyak pihak, penebangan pohon di monas untuk dijadikan sirkuit dan masih banyak yang lainnya.

Setelah blunder soal pembatasan angkutan transjakarta yang dipangkas 94% dari total 248 trayek, yang mengakibatkan penumpukan penumpang pada 26 Maret yang lalu dengan dalih memberikan efek kejut, kemudian mengadakan pasar murah dit tengah imbauan pemerintah pusat untuk di rumah saja pada hari Sabtu, 21 Maret yang akhirnya dibubarkan oleh pihak kepolisian karena adanya penumpukan massa, dan pembatasan jadwal commuter line pada 23 Maret lalu, yang lagi-lagi menyebabkan penumpukan penumpang. Dan denger-denger beliau bikin blunder lagi. Apa itu? Nanti deh bikin tulisan baru.

Kebijakan Gubernur Anies Baswedan kali ini patut diapresiasi. Di tengah wabah virus covid-19, sedangkan tenaga-tenaga medis sebagai garda terdepan yang butuh tempat untuk beristirahat karena tidak memungkinkan untuk pulang ke rumah masing-masing, beliau mengambil langkah tepat dengan menjadikan hotel Grand Cempaka yang notabene adalah BUMD dari PT. Jakarta Tourisindo milik Pemprov DKI sebagai tempat peristirahatan bagi tenaga medis yang tengah berjuang mengalahkan wabah virus Covid-19 itu. Hotel yang terletak di jalan Cempaka Putih Raya ini, pada saat pandemik virus covid-19,  memang mengalami penurunan tingkat hunian yang begitu tajam. Sehingga tak salah jika kemudian, untuk sementara waktu dialih fungsikan. Hotel ini memiliki 220 kamar dengan 414 tempat tidur, disiapkan untuk menampung para tenaga medis tersebut, karena tenaga medis itu telah berjuang keras dalam pandemik ini.

Gubernur Anies Baswedan memeriksa kesiapan hotel yang akan digunakan untuk menampung paramedis beristirahat.

Seluruh fasilitas pendukung di hotel ini, dipersiapkan untuk khusus untuk melindungi dam melayani tenaga medis tersebut. Kamar dibersihkan setiap hari dan tentu saja di semprot dengan cairan desinfektan secara rutin.

Gubernur Anies Baswedan memeriksa kelengkapan kamar.

Hal ini dibarengi dengan penyediaan 15 bus transjakarta dan 50 bus sekolah yang diperuntukan bagi tenaga medis pergi dan pulang ke tempat penginapan dan tentu saja bus-bus tersebut akan disemprot dengan cairan disinfektan.

Penyemprotan bus Transjakarta dengan cairan disinfektan.

Mulai hari Kamis, 26 Maret 2020, ada setidaknya 138 tenaga medis dari RSUD Tarakan dan RSUD Pasar Minggu yang menempati hotel tersebut, yang akan disusul oleh tenaga medis lainnya.

Para tenaga medis dari RSUD Tarakan & RSUD Pasar Minggu mulai memasuki area hotel.

Setiap para tenaga medis itu kembali dari tugasnya, mereka akan disemprot oleh cairan disinfektan melalui bilik disinfektan dan dipantau suhu tubuhnya.

Pemeriksaan suhu tubuh para tenaga medis.

Untuk masalah makanan, pihak hotel menyediakan dalam bentuk kotakan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pendistribusiannya, dan proses memasaknya pun diawasi dengan ketat kebersihannya.

Proses memasak makanan untuk para tenaga medis. Semua dilakukan dengan hygienis.
Gubernur Anies Baswedan sedang melihat proses memasak makanan untuk tenaga medis di dapur hotel Grand Cempaka.
Pengambilan jatah makanan dan tersedia pula minuman seperti teh, kopi serta air mineral.

Menurut info yang saya dapat, akan ada 3 buah hotel BUMD lagi yang akan menjadi tempat peristirahatan para tenaga medis itu. Setidaknya akan ada 261 kamar dengan 361 tempat tidur. Sehingga akan semakin banyak tenaga medis yang dapat ditampung.

Semua ini bukan dari hasil kerja gubernur Anies Baswedan sendiri, tetapi berkat kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Dompet Dhuafa dan PD Pasar Jaya yang menyediakan bilik disinfektan, dan bantuan makanan yang berdatangan dari food station Jakarta, Susu Diamond, Perkumpulan Jasa Boga Indonesia, Terra Restaurant bank DKI dan berbagai pihak lainnya, termasuk individu seperti ibu Juliana.

Gubernur berharap, bahwa tenaga medis jangan dibiarkan bertarung sendirian, butuh ketelibatan semua pihak untuk saling mendukung dan saling membantu.

Info donasi dapat menghubungi nomer-nomer yang tertera.

• RINA •

Seseorang yang doyan makan, tapi suka masak. Doyan baca dan sedang belajar jadi penulis.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends