Skip to main content
Categories
BeritaEditorialPolitik

Menguak Hasil Visum Kematian 7 Pahlawan Revolusi

Fivi Syahlani

Jika melihat hasil Visum et Repertum kasus G30S 1965, yang tidak pernah dibuka pemerintahan orde baru, kita akan menemukan fakta baru tentang kematian 7 Pahlawan Revolusi ini.

Dokumen hasil visum tersebut ditemukan Benedict Anderson seorang ilmuwan dari Cornell University.

Hasilnya sangat berbanding terbalik dengan yang selama ini diketahui masyarakat. Dari laporan hasil visum ini kita tahu bahwa pemberitaan media yang saat itu dikontrol Angkatan Darat tentang bagaimana para Pahlawan Revolusi dibunuh kurang akurat.

Benedict Anderson asal Cornell University, menemukan laporan hasil autopsi yang disusun oleh tim dokter yang terdiri dari dua dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), dr. Brigjen Roebiono Kertapati, dan Kolonel Frans Pattiasina.

Ditambah tiga dokter sipil spesialisasi forensik medis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yakni dr. Sutomo Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay.

Tim ini dibentuk pada 4 Oktober 1965, berdasar perintah Mayjen Soeharto selaku Panglima KOSTRAD.

Rincian hasil autopsi terhadap 7 Pahlawan Revolusi adalah sebagai berikut.

Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani
Terdapat 10 luka tembak:
2 di dada kiri
1 di dada kanan
1 di lengan kanan
1 digaris pertengahan perut
1 di perut bagian kiri bawah
1 di perut kanan bawah
1 di paha kiri depan
1 di punggung kiri
1 di pinggul garis pertengahan.
Masih hasil autopsi Jenderal Ahmad Yani, kondisi lain, sebelah kanan bawah garis pertahanan perut ditemukan kancing dan peluru sepanjang 13mm pada punggung kanan.

Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan
Terdapat tiga tembakan di kepala:
1 di alis kanan
1 di kepala atas kanan
1 di kepala kanan belakang.
Kondisi lain, di tangan kanan dan kiri terdapat luka iris pisau.

Letnan Jenderal TNI Anumerta Soeprapto
Terdapat 11 tembakan di tubuhnya :
3 di pinggul kanan
1 di punggung pada ruas tulang punggung keempat
1 di pinggul kiri belakang
1 di bokong sebelah kanan
1 di pinggang kiri belakang
1 di pantat sebelah kanan.
Masih hasil autopsi Letnan Jenderal TNI Anumerta Suprapto
1 di pertengahan paha kanan
1 di paha kanan belakang
1 di kepala kanan.
Kondisi lain, tulang hidung patah, dan tulang pipi kiri lecet.

 Letnan Jenderal Anumerta MT. Harjono

Tidak terdapat luka tembak, hasil visum ditubuh beliau terdapat luka tusukan panjang dan dalam di bagian perut.
1 tusukan di perut
1 di pergelangan tangan kiri
1 di punggung kiri yang tembus dari depan hingga belakang.

Mayor Jenderal TNI Anumerta Soetojo terdapat 9 luka tembak :

2 di tungkai kanan bawah
2 di betis kanan
1 di atas telinga kanan
1 di telinga kanan
1 di dahi kiri
1 di pelipis kiri
1 di tulang ubun-ubun kiri
Dan di dahi kiri tengkorak remuk.

Letnan Jenderal TNI Anumerta S. Parman
Terdapat delapan luka tembak :
1 di dahi kanan
1 di tepi lekuk mata kanan
1 di kelopak atas mata kiri
1 di bokong kiri
1 di paha kanan depan
1 di tulang ubun-ubun kiri
1 di perut kiri
1 di tungkai kiri bawah bagian luar

Kapten Anumerta Pierre Tendean
Terdapat enam luka tembak :
2 di dada kanan
2 di punggung kanan
1 di leher belakang sebelah kiri
1 di pinggul kanan
Sementara tiga luka lain akibat pukulan :
1 di kepala kanan
1 di tulang ubun-ubun kiri
1 di puncak kepala.

Dapat kita lihat bersama bahwa dari hasil visum et repertum tidak ditemukan adanya pemotongan alat kelamin, mata yang tercongkel, telinga yang hilang, lidah yang terpotong atau luka dileher akibat penggorokan.

Jika kita melihat hasil visum tersebut sebaiknya kembali mempertanyakan kisah kematian para Pahlawan Revolusi yang selama ini melekat di benak kita &, mempetimbangkan kebenaran film G30S PKI yang selama ini pengangkatan kisah di film berdasarkan hasil informasi saat itu.

Untuk laporan lengkap terkait hasil autopsi Pahlawan Revolusi, kawan-kawan bisa mengakses serta mendownload langsung tulisan Benedict Anderson yang berjudul How Did The Generals Die terbitan Cornell University pada April 1987
https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/53860

Atau silakan menyimak wawancara dr. Law Yian Siang, salah satu dokter yang menjadi tim autopsi 7 Pahlawan Revolusi, terbagi part 1 dan part 2.

Part 1

Dr. Liauw Yan Siang: Tak Ada Penyiksaan Terhadap 6 Jenderal (Bagian-1)

Part 2

Dr. Liauw Yan Siang: Tak Ada Penyiksaan Terhadap 6 Jenderal (Bagian-2 Selesai)

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends