Mitos-Mitos yang Merugikan Perempuan
- Post AuthorBy Hanajime Gandis
- Post DateSun Jan 07 2018
Mitos tercipta seperti agama. Kehadirannya serasa membatasi gerak seseorang, karena ancaman keburukan atas konsekuensi. Sayang, mitos memang tidak dibuat berdasarkan kajian ilmiah yang memiliki kredibilitas, melainkan mengacu pada pantas tidak pantas serta ilmu kira-kira. Hal ini juga terjadi pada perempuan, makhluk dengan segala aturan. Boleh atau tidak boleh. Padahal, selain merugikan, mereka malah akan melewatkan sesuatu yang sebenarnya penting.
Berikut mitos-mitos yang sebenarnya merugikan perempuan.
- Tidak Boleh Tidur Siang Saat Haid
Mitos mengatakan, perempuan haid tidak boleh tidur siang lantaran darah akan naik ke kepala, lalu mengakibatkan kebutaan. Spekulasi tersebut benar-benar belum terbukti secara ilmiah. Padahal, untuk meredakan serta mengatasi sindrom premenstrual, banyak istirahat sangat dianjurkan.
- Kacang Penyebab Jerawat
Kacang selalu menjadi kambing hitam sebagai penyebab jerawat. Berlawanan dengan pernyataan itu, sebuah riset dari American Academy of Dermatology menyatakan bahwa masalah wajah tersebut tidak disebabkan oleh makanan apa pun yang mengandung kacang. Malahan, manfaatnya sendiri sangat baik, yaitu: menghalangi radikal bebas, menurunkan tekanan serta kolesterol darah, dan mencegah serangan jantung.
- Membaca Buku Dapat Sebabkan Wanita Mandul
Pada zaman modern seperti sekarang, mitos ini kelewat tidak masuk akal. Wajar saja, karena kemunculannya dimulai pada tahun 1873. Dr. Edward Clarke, seorang profesor Harvard, menyatakan bahwa perempuan tidak boleh mendapat pendidikan tinggi demi menjaga populasi manusia. Senada dengan hal tersebut, seorang dokter semakin memunculkan salah persepsi. Dia mengklaim perempuan yang membaca akan membuat darah dari uterus mengalir ke otak, sehingga berpengaruh pada kesuburan.
- Perempuan Gemuk Pakai Baju Hitam Saja
Pakai baju hitam terus memangnya tidak membosankan? Menurut Karla Welch, seorang penata busana selebriti Hollywood, semua warna sebenarnya bagus untuk semua bentuk tubuh. Dia juga menegaskan kalau cara berpakaian yang tepat adalah paham bagaimana memadankan dan mengakali kekurangan. Untuk perempuan bertubuh gemuk, tipsnya adalah mengombinasikan warna hitam dan terang. Perhatikan pula material baju, hindari polyester.
- Jangan Jadikan Perempuan Bos atau Pemimpin
Selain dianggap tidak tegas, mitos ini muncul lantaran Queen Bee Syndrome. Jika sudah mencapai posisi puncak, perempuan cenderung akan judes dan mudah iri, karena tidak ingin posisinya diambil alih. Namun, hasil studi tahun 1973 ini dibantah oleh Columbia Business School yang melibatkan 1.500 tim manajemen selama 20 tahun. Hasilnya sungguh berkebalikan. Bos atau pemimpin perempuan justru membayar upah karyawan lebih tinggi serta mengurangi kesenjangan upah sesuai gender sampai tersisa 1,5% saja. Jadi, Ladies, selalu tunjukkan kinerjamu dan jangan ambil pusing stereotipe tersebut.
- Perempuan Adalah Pengendara yang Buruk
Mitos ini terbantah atas adanya hasil riset dari ilmuwan Norwegia yang diterbitkan di Frontiers in Psychology. Menurut mereka, laki-laki muda, pembalap reguler, dan orang-orang berkepribadian ekstrover atau neurotik lebih berpotensi terganggu saat mengemudi. Sebelumnya, pada tahun 2015, studi di Hyde Park Corner, London, mengatakan kalau perempuan cenderung lebih bersikap sopan, berhati-hati saat mendekati potensi bahaya, dan menggunakan perangkat kendaraan dengan benar. Sementara pria lebih suka mengambil risiko, mengemudi terlalu dekat dengan pengendara lain, dan mudah terdistraksi oleh alat komunikasi, seperti membalas pesan singkat. Kalau di kehidupan sehari-hari, mitos ini pun tidak terbukti lantaran adanya pengemudi busway perempuan. Let’s be confident!
- Jangan Makan Tanpa Sendok!
Makan menggunakan tangan bukan hal tabu di Indonesia. Sayang, untuk perempuan, kebiasaan ini dianggap tidak anggun, sehingga memunculkan mitos akan hidup menderita. Yang lebih ekstrem, bisa memicu kanker rahim. Padahal, secara ilmiah makan menggunakan tangan bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pencernaan dan mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Menjadi perempuan memang tidak mudah. Ada sekumpulan aturan yang membatasi, padahal itu hanya sekadar mitos. Kalau mau mencoba pro, sebenarnya mitos itu tercipta demi menjaga penampilan dan kodrat. Namun, perlu diluruskan bahwa keduanya tidak bisa mengacu pada hal-hal sederhana. Perempuan mempunyai peran lain selain menjadi perempuan itu sendiri.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)