Pak Jokowi, Apa Anda Itu PKI ?
- Post AuthorBy Margaretha Diana
- Post DateTue Oct 23 2018
Pertanyaan tersebut diajukan di salah satu sesi program Jokowi Menjawab, yang ditayangkan di salah satu televisi wasta, beberapa hari lalu. Rika Indriaswari, presenter acara tersebut, mengajukan pertanyaan, yang bolak balik dijadikan isu untuk menyerang Jokowi, dengan hati-hati.
” Saya sampaikan sekali lagi, saya, orang tua saya, kakek nenek saya, keluarga besar saya, tidak ada yang namanya PKI, ngga ada!”
” Bapak bisa pastikan? ” pertanyaan tersebut kembali diajukan,
” Saya pastikan, tidak ada! Dan, sekarang itu dunia terbuka sekali, bisa cek kan, gampang sekali ngeceknya. Di Solo itu ada NU, ada Muhamadiyah, ada Al Irsyad, ada LDII, ada MTA dan ormas-ormas Islam yang lainnya. Bisa ditanyakan, gampang sekali, tanyakan di mesjid di dekat rumah saya, tanyakan di masjid di dekat orangtua saya, gampang sekali, sangat gampang sekali. Tanyakan di kampung saya yang ada di Solo, gampang sekali.”
” Bisa kroscek ke tetangga bapak ya pak ya?”
” Krocek ke tetangga, sangat mudah sekali. Inilah jahatnya yang namanya hoax. Kadang-kadang politik kotor menghalalkan segala cara ya seperti itu. Dan itu, tidak sesui dengan nilai-nilai ke-Indonesiaan kita yang penuh dengan etika, penuh dengan tata krama, sudah keluar dari itu.”
” Karena hoax dapat memecah belah bangsa ya pak ?”
” Dan hoax ini kalau tidak diselesaikan, bisa mengadu domba, bisa meresahkan, bisa menimbulkan rasa takut kepada masyarakat.”
Jokowi juga menjelaskan, bahwa sebenarnya, kalau merunut logika, ya sama sekali tak tepat jika menududh ia adalah seorang PKI, ikut dalam organisasi terlarang tersebut.
Jika kita mengkalkulasi saja, PKI dibubarkan dan dilarang keberadaannya mulai sejak tahun 1965-1966, sementara Jokowi lahir di tahun 1961, maka tak mungkin bukan, seorang balita, anak berumur dibawah 5 tahun, menjadi anggota sebuah organisasi. Karena jangankan organisasi terlarang semacam PKI, organisasi-organisasi massa lainnya saja, tak mungkin memperbolehkan anggotanya berumur dibawah usia remaja. Lagipula, toh ada aturan hukumnya, mulai umur berapa, anak-anak diperbolehkan mengikuti sebuah organisasi masyarakat.
Ia juga menjawab, mengenai kecurigaan akan foto sesosok laki-laki yang mirip dirinya, tercapture sedang berdiri di samping podium tempat DN Aidit berpidato. Belakangan diketahui, foto tersebut diambil di tahun 1955, jauh sebelum Jokowi lahir.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menjelaskan, tentang fitnah serta isu yang selama ini santer terdengar, dihembuskan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, bahwa ia anti Islam, serta anti terhadap para ulama.
” Ya kembali lagi, ini kan diulang-ulang dalam media sosial, itu yang hoax ya hal-hal seperti ini. Bagaimana saya anti Islam, saya muslim. Tiap hari juga selalu dengan ulama, dengan kyai. Tiap minggu juga ketemu dengan habaib, dengan ustad, yang anti ulama dimana? Setiap minggu, setiap bulan juga masuk pesantren, terus yang anti ulama yang sebelah mana?”
Dari penjelasan diatas, Jokowi justru menerangkan, bahwa ia sebenarnya sedang bersinergi, beraktifitas dengan para ulama, tidak malah sebaliknya, menutup diri serta antipati terhadap para pemuka agama.
Masih banyak lagi, pertanyaan-pertanyaan seputar kegiatan presiden dalam menangani bencana, juga seputar isu miring yang dituduhkan oleh banyak pihak yang tak bertanggung jawab. Semua dijawab oleh Jokowi dengan tegas, juga jelas. Apalagi isu seputar PKI. Walau bahkan sampai saat ini masih banyak yang mengeluarkan statement konyol, bahwa jika Jokowi bukan PKI, seharusnya ia berani tes DNA.
Bukankah itu hal yang paling konyol yang ditanyakan oleh para lawan Jokowi?
Karena bagaimana mungkin seseorang bisa diketahui adalah seorang PKI atau bukan, lewat tes DNA? Karena tes DNA adalah tentang jalur kekerabatan, genetik, yang tak ada hubungannya sama sekali dengan pandangan politik seseorang, yaitu dalam hal ini, tentang PKI. Ya, PKI itu sebuah organisasi politik, tentang pandangan politik, bahkan PKI itu bukan sebuah ideologi, sesuatu yang seharusnya diluruskan sejak lama.
Hanya ada satu sesi, yang membuat Jokowi terbata-bata dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Rika Indriaswari. Sesi yang bahkan membuat saya ikut trenyuh, yaitu saat Jokowi ditanya tentang Izrael, seorang anak kecil, korban gempa dan tsunami Palu, yang kehilangan ibunya yang diterjang tsunami,…
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)