Pameran-Pameran Soal Perempuan yang Mengubah Pola Pikir
- Post AuthorBy Hanajime Gandis
- Post DateThu May 03 2018
Pameran erat kaitannya dengan benda bernilai seni atau sesuatu yang dibutuhkan, sehingga akan menarik banyak pengunjung. Namun, sekarang selera pasar lebih menyukai hal-hal unik. Oleh karena itu, objek lebih beragam dan bahkan tidak terpikirkan. Berbicara tentang perempuan, sejumlah pihak akhirnya termovitasi untuk memilih feminisme sebagai tema eksibisi. Bukan sekadar tentang profit, tapi ingin membuktikan salah persepsi di kehidupan sehari-hari.
- Pameran Pakaian Para Korban Pemerkosaan, Belgia
Bertempat di ibukota Belgia yaitu Brussels, kelompok pendukung korban pelecehan dan kekerasan seksual atau CAW mengadakan pameran tersebut dan diberi judul ‘Is it my fault?’ Sesuai tajuk, eksebisi ini bertujuan untuk membuka mata bahwa pemicu kejahatan bukan semata-mata pakaian seksi, mengingat banyak pakaian tertutup yang ditampilkan. Liesbeth Kennes mengatakan, “Di antara pakaian-pakaian itu, bahkan ada kaus anak dengan gambar karakter My Little Pony. Menunjukkan kejamnya kenyataan.”
- Pameran Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Kesetaraan Gender, Beijing
Pameran yang diadakan di Jinge Art Gallery pada tahun 2015 ini melibatkan 32 seniman perempuan dan 32 laki-laki. Tidak hanya menyuguhkan lukisan, seni instalasi juga turut serta menyuarakan kedua isu tersebut. Salah satunya adalah dijahitnya bra ke atas puluhan uang kertas. Inti eksebisi ini adalah menunjukkan bahwa perempuan kuat serta mandiri, tidak hanya bisa bergantung pada laki-laki.
- Pameran Akses di Segala Bidang, Jakarta
Tahun lalu, pada 6-10 Desember, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyelenggarakan Katumbiri Expo di JCC Senayan, Jakarta. Tujuan eksibisi ini adalah ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa andil dalam segala bidang lewat karya yang diciptakan, tanpa dibatasi masalah seksis.
- Pameran Mobil Khusus Wanita, Arab Saudi
Berbeda dengan negara Islam lain, Arab Saudi mempunyai sebuah peraturan di mana perempuan tidak diperbolehkan untuk menyetir. Pembatasan ini tentu menuai banyak protes. Karenanya, September 2017, Raja Salman dalam sebuah dekrit, mencabut larangan tersebut pada Juni mendatang. Untuk mendukung kebijakan ini, Januari 2018 diadakan pameran mobil khusus wanita, bertempat di Le Mall, Jeddah. Aziza Youssef selaku profesor King Saud University mengatakan, “Saya sangat bersemangat. Ini adalah langkah maju yang baik bagi hak-hak perempuan.” Kaum hawa sering dipandang baik kalau sering di rumah, padahal setiap orang berhak mendapat kebebasan guna mendapat hidup yang lebih baik.
Itulah pameran-pameran feminisme yang dapat membuktikan salah persepsi. Manakah yang paling menarik? Apa pun pilihannya, tujuannya tetaplah sama dan lebih efektif, mengingat caranya lebih menyenangkan serta mudah tersebar, karena media turut andil dalam pelaksanaannya.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)