Peran Ganda Ibu? Bapak Juga Harus Berperan Ganda
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateWed Nov 14 2018
Sudah bukan hal yang aneh di era saat ini bahwa perempuan terutama ibu memiliki peran ganda dalam rumah tangga. Ibu sekarang tidak saja mengerjakan pekerjaan domestik melainkan juga banyak yang berkarya bahkan menghasilkan pendapatan untuk keluarganya.
Aktualisasi perempuan dalam karya dan pekerjaan sudah banyak yang melampaui pencapaian dari kaum pria, sementara di saat yang sama perempuan juga harus berperan sebagai ibu dalam keluarganya. Peran ganda ibu ini tentu akan berjalan dengan baik apabila suami juga mampu melakukan peran ganda dalam rumah tangga.
Seorang laki-laki yang baru 3 tahun menikah, sangat kelimpungan apabila tidak dilayani istrinya 1 hari saja. Hal ini karena ia bahkan tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Bayangkan, melipat baju saja tidak bisa.
Di lain tempat, seorang suami, sebut saja Ayah menceritakan bagaimana dirinya selama 13 tahun pernikahannya dilalui. Ia tak segan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik bahkan untuk mengurus anak-anak, meski ia sendiri harus bekerja di kantor.
Berikut pengakuannya.
“Para ayah juga harus tau gimana ngurus anak, ngasih makan, urus persiapan sekolah, dll.
Sekedar sharing, seminggu lalu, istri saya ke Lombok selama 5 hari kerja/sekolah. Kami tidak ada pembantu di rumah. Ya saya pastikan bangun subuh, persiapkan anak sekolah termasuk beli atau buat sarapan. Mini market dekat rumah buka 24 jam. Jam 5:15 tukang roti lewat. Setengah 6 tukang bubur mangkal depan rumah tetangga. Bisa juga saya beli nasi uduk sekitar rumah. Anak-anak sekarang sih udah gede-an, mendingan mereka bisa nyiapin dan pakai baju sendiri, tapi 2 tahun ke belakang juga saya tau gimana nyiapin pakaian mereka. Waktu ibunya anak-anak masih ngantor, kadang dia juga gak sempat, ya saya yang mastiin pakaian anak-anak dicuci dan setrika. Gak masalah. Kalo ada yang sudah gak layak pakai, saya sempetin siangnya atau sore pulang kerja beli yang baru. Atau kalau di sekolah jual, ya anak-anak yang beli di sekolah. Malah 2 tahun lalu itu juga kalau siang, saya masih bisa sempet jemput anak-anak ke sekolah dan mastiin makan siang mereka. Gue bisa pulang dulu dari kantor. Malamnya gue pastiin baju sekolah anak-anak untuk besok.
Kalo seminggu kemarin, saya siangnya gak perlu pulang ke rumah dulu. Anak-anak sudah bisa pulang sekolah sendiri. Dua anak saya yang masih SD ke sekolah pakai sepeda. Anak saya yang SMP udah bisa pulang naik busway atau gojek. Makan siang mereka, saya pesan katering diantar ke rumah.
Kalau saya pulang malam, saya pesan mekdi atau go food tinggal klik klik makanan datang ke rumah. Sayanya gak mesti di rumah. Atau kalau pulang kantor sempat ke rumah, saya pastikan beli makanan anak-anak dulu, tanyain ada pe-er atau keperluan sekolah untuk besok.
Kalau pun saya gak sempat pulang dan gak sempat pesan gofood, paginya saya tinggalkan uang untuk beli makan malam.
Soal makanan, yang paling simple adaalah telur. Mau lebih simple lagi: mie instat. Murah, mudah, cepat disajikan.
Bikin nasi goreng, gampang. Para ayah juga harus tau gimana masak/menanak nasi. Dan tentu saja cuci piring.”
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)