Perempuan Berhak Melakukan Apa yang Dimau
- Post AuthorBy Autami
- Post DateWed Dec 20 2017
Perempuan dilahirkan untuk sibuk seumur hidup. Ketika masih di dalam kandungan pun, perempuan sudah diberi beban dengan ucapan, “Hamil anak perempuan, ya? Asyik dong nanti ada yang bantu-bantu di rumah.”
Ketika dirasa sudah aman angkat-angkat barang, anak perempuan biasanya bantu-bantu menyiapkan acara walau sekadar bawa makanan dari dapur ke meja sementara anak laki-laki kerjanya cuma lari-larian saja.
Sudah sekolah, menyapu-mengepel itu agenda wajib tiap sore dan lagi-lagi anak laki-laki bisanya lari sana-sini hingga lantai kotor lagi.
Menikah, jadi ibu rumah tangga, kalau tidak beberes rumah plus mencuci dan memasak bisa-bisa jadi omongan tetangga.
Apalagi sudah punya ‘buntut’. Sukur-sukur suami mau bantu. Kalau tidak, ya, dobel deh pekerjaan itu.
Perempuan, mengaku atau tidak, nyatanya tugas-tugas itulah yang membuat Anda cepat stres. Jangan heran kalau badan melar karena stres memang larinya ke makanan. Jangan heran wajah keriput karena senyum dalam kondisi seperti itu memang sulit sekali.
Kita tidak bisa lari. Gimana caranya, sementara baru bilang begini saja sudah menuai kontroversi-penuh sensasi drama-berkelanjutan sampai musim depan: “Makanan enak, rumah nyaman dan pakaian bersih itu baru bisa dibilang nafkah. Tugas suami! Duit belum bisa dibilang nafkah!”
Anda mungkin berpikir minta waktu istirahat sudah paling baik. Namun, istirahat bagaimana? Jangankan liburan ke Hawaii, buat pergi tidur saja bawaannya pengin bangun terus karena ingat anak sebentar lagi pulang dan sayur sop belum dihangatkan.
Kita tidak bisa lari dan melalui tulisan ini, saya tidak mengajak Anda berlari. Nikmati saja. Ngomong sih enak, tapi, memang harus dinikmati kalau tidak mau tertekan.
Hanya lakukan apa yang Anda mau.
Ingin tiduran sambil membaca buku atau menonton televisi, ya lakukan. Sesekali, rumah biar berantakan.
Sukur-sukur bisa menonton dan membacanya berdua sama anak biar sekalian menemani main.
Sukur-sukur bisa bekerja di rumah jadi kalau ingin perawatan, ingin belanja pakaian, ya bisa beli. Tidak perlu lagi ngirit pakai uang suami.
Mulai sekarang, kalau tertekan karena ‘tugas negara’, jangan lari ke makanan dan ikutan ngegosip saja. Sesekali, lakukan yang Anda mau.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)