Perempuan Cenderung Golput, Ratusan Juta Suara Tak Terpakai
- Post AuthorBy Autami
- Post DateSun Aug 19 2018
Proyeksi pertumbuhan penduduk pada tahun 2018, menggambarkan bahwa jumlah penduduk perempuan Indonesia mencapai 131, 88 juta jiwa dari keseluruhan penduduk Indonesia 265 juta jiwa.
Hal ini, seperti yang diungkapkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik dan United Nations Population Fund, memberikan fakta bahwa meskipun jumlah laki-laki lebih banyak dibanding jumlah perempuan namun selisihjumlah perempuan dan laki-laki semakin menyempit.
Tahun-tahun sebelumnya, jumlah perempuan pada tahun 2016 dan 2017 adalah 128,7 ribu jiwa dan 130,3 ribu jiwa. Artinya, perempuan semakin bertambah.
Berkaitan dengan pemilu, suara perempuan sangat berharga. Seperti digaungkan oleh Koalisi Perempuan Indonesia, “Jumlah perempuan terlalu besar untuk diabaikan.”
Memang, ada beberapa kendala yang mengurungkan niat baik perempuan untuk bersuara. Antara lain:
Maraknya Berita Hoax, Bikin Bingung
Bahkan, perempuan kini juga banyak yang membuat dan menyebar berita hoax. Kumpul arisan, rumpi di depan rumah, ada saja orang-orang yang berlawanan dengan pilihan kita, berkoar-koar tentang berita hoax yang meng-kubu-kan pilhannya. Membuat bingung dan ingin golput saja. Tidak ingin pusing, tidak ingin debat.
Padahal, Bu. Yakin saja. Pikirkan baik-baik pilihanmu, lalu tutup telinga. Tiap orang punya pendapat masing-masing. Biarkan mereka membela mati-matian pilihannya, fanatik berlebihan, kita sih santai saja. Yang penting pilih berdasarkan pengetahuan, hati nurani dan jangan golput.
Takut Datang ke TPS karena Ada Masa Calon Pendukung
Membayangkannya saja sudah ngeri ya, Bu? Tapi, jangan khawatir. TPS adalah ruang pribadi di mana suaramu didengar. Pilihan kita adalah rahasia, tidak perlu takut ada yang tahu.
Godaan Tawaran Uang
Demi kursi presiden, apa pun di lakukan. Sodor uang sana-sini, minta dipilih. Mirisnya, target oknum seperti ini sebagian besar adalah perempuan, terlebih Ibu Rumah Tangga yang ingin menambah uang jajan. Dipikir saja deh, Bu. Belum apa-apa sudah main suap. Nanti, bagaimana? Korupsi demi balik modal? Teguhkan hati ya, Bu. Uang tidak bisa membeli suara kita.
Perempuan, hanya luruskan saja niat baikmu. Masing-masing dari Anda berhak bersuara. Suara Ibu adalah penentu bagi anak-anaknya kelak. Perempuan, ayo bersuara!
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)