Perempuan Kini Tidak Cuma Korban Kekerasan Tapi Juga Pelaku
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateThu Jul 26 2018
Perempuan kini tidak cuma bisa jadi korban kekerasan tetapi juga pelakunya. Data menunjukkan 13 perempuan didakwa sebagai pelaku teror. Jumlah deportan ISIS juga mayoritas perempuan (78%).
Hal ini diungkapkan oleh Anna Marsiana (Asian Women’s Resource Centre) dalam Asia Interfaith Forum 2018 yang diselenggarakan di Ciloko, 23-26 Juli 2018.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Center For Pesantren Studies ini merupakan ajang berbagi gagasan antar elemen masyarakat yang berbeda-beda komunitasnya untuk mengatasi kekerasan, radikalisme, dan ekstrimisme yang terjadi di masyarakat dewasa ini.
“Kita harus berkolaborasi dalam menolak kekerasan ekstrimisme,” ujar Achmad Ubaidillah, Direktur Center for Pesantren Studies.
Anna Marsiana dalam presentasinya yang bertajuk “Perempuan dan Upaya Mengatasi Radikalisme dan Ekstremisme”, menyoroti peran dan posisi perempuan saat ini dalam dunia yang terus berubah dan dalam gerakan radikal.
“Perempuan memiliki banyak peran sekarang dalam gerakan radikal. Sebagai ‘penghasil’ syuhada baru, pendukung logistik, pengumpul dana, pengajar ideologi radikal dan pelaku bom bunuh diri,” ungkapnya. Tercatat lebih dari 70 perempuan Palestina melakukan bom bunuh diri pada 10 tahun lalu (2008).
Namun demikian, Anna masih terus yakin bahwa perempuan juga dapat memberdayakan diri mereka sendiri sebagai agen perdamaian.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)