Presidensi Indonesia di DK PBB Langsung ‘Gas Pol’ Hasilkan 4 Resolusi
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateSun Jun 02 2019
Sejak 1 Mei 2019, Presidensi DK PBB telah hasilkan berbagai dokumen/ produk DK PBB, yaitu 4 resolusi, 1 Presidential Statement, 3 Pernyataan Pers dan 3 Elemen bagi Pers. Di bawah Presidensi Indonesia juga telah dilaksanakan 2 sidang terbuka tentang Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB dan Perlindungan Warga Sipil; 15 briefing terbuka; 14 konsultasi tertutup; dan 3 pertemuan dengan format Arria. Terdapat total 45 kegiatan dalam kurun waktu 22 hari kerja PBB.
Tema Presidensi Indonesia “Menabur benih perdamaian” selalu digaungkan dalam berbagai pernyataan posisi Indonesia di DK. Komitmen kuat Indonesia sangat nampak dengan hadirnya Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam sejumlah pertemuan DK PBB bulan ini, khususnya terkait Palestina.
“Selain berbagai pertemuan formal DK PBB, Indonesia juga adakan sejumlah pertemuan dengan Sekjen PBB, LSM, Uni Eropa, termasuk menginisiasi pertemuan Sofa Talk di PTRI New York, dimana seluruh Dubes anggota DK PBB dapat membahas secara informal berbagai isu yang dianggap sensitif,” demikian ditegaskan Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Dubes Dian Triansyah Djani.
Para Duta Besar negara anggota PBB apresiasi Presidensi Indonesia di DK PBB pada bulan Mei 2019 dan sampaikan penghargaan atas upaya Indonesia pimpin berbagai sidang DK, termasuk memfasilitasi tercapainya sejumlah kesepakatan antar seluruh anggota DK sehingga tercapai konsensus.
“Presidensi Indonesia berjalan lancar dengan program-program yang sangat baik, dan kami apresiasi kepemimpinan Indonesia sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB yang tegas dan berwibawa pada bulan ini,” ujar Wakil Tetap Rusia untuk PBB di New York, Duta Besar Vassily Nebenzia. Hal serupa disampaikan Wakil Tetap lainnya.
Apresiasi juga datang dari kalangan media di PBB serta organisasi masyarakat madani, yang memandang Presidensi Indonesia dijalankan sangat terbuka, profesional, produktif dan obyektif.
Dubes Djani menyampaikan, “Indonesia sangat menghargai apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak selama bulan Presidensi ini. Selain memperjuangkan kepentingan nasional kita, peran Presidensi ini juga kita gunakan untuk menjembatani perbedaan posisi negara anggota DK PBB demi tercapainya perdamaian dan keamanan dunia.”
Presidensi Indonesia juga digunakan untuk promosikan kekayaan budaya bangsa Indonesia, melalui diplomasi batik dan diplomasi kuliner (Gastro diplomacy).
Seluruh Duta Besar negara DK PBB mendukung diplomasi batik Indonesia, dan dengan kompak memakai batik dalam berbagai pertemuan DK PBB, termasuk pada resepsi akhir Presidensi Indonesia pada 30 Mei 2019, di Markas Besar PBB di New York.
“Batik Indonesia membawa warna di DK PBB dan kami senang pakai batik,” demikian disampaikan Dubes-Dubes DK PBB.
Resepsi akhir Presidensi diwarnai kombinasi pagelaran budaya tradisional dan modern dengan penampilan tari Saman dari Sanggar Saman Kecapi Leuser Gayo dan band mahasiswa Indonesia dari Berklee School of Music di Boston. Lagu populer Indonesia mengiringi tari poco-poco serta line dance, dan ajak seluruh undangan untuk berpartisipasi, dipimpin oleh Ibu Yanti Djani dan Dharwa Wanita Persatuan PTRI New York.
PTRI New York, 31 Mei 2019
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)