PSI, Partai Pejuang Perempuan
- Post AuthorBy Manuel Mawengkang
- Post DateSun Mar 17 2019
Partai Solidaritas Indonesia, adalah partai yang mempertontonkan sebuah keberpihakan kepada kesetaraan gender. Bicara tentang kesetaraan gender, kita tidak akan pernah habis-habisnya berdebat. Tapi kalau kita bicara kesetaraan gender yang sederhana, tentu kita harus sepakat atas beberapa hal.
Hal pertama yang harus kita sepakati bersama adalah bahwa perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam bekerja. Pembukaan lapangan kerja untuk perempuan harus sama dengan laki-laki. Kita tahu bahwa di Indonesia, banyak perempuan yang memiliki bakat dan kemampuan yang mahir dalam urusan tertentu.
Namun sayangnya, ada aturan-aturan yang memaksa perempuan untuk tetap di rumah, melayani keluarga dan menjadi pelayan suaminya. Tidak ada yang salah dengan itu. Istri memang menjadi sosok yang membantu dan menjadi inti dari rumah tangga. Mereka mengurus keluarga. Tapi bagi sebagian perempuan, berkarir adalah jalan hidup mereka.
Mereka memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki, untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Terkadang, apa yang dikerjakan perempuan, bisa lebih baik dari laki-laki. Pembawaan perempuan yang mengayomi dan memelihara, terlihat dalam sistem kepartaian.
Partai yang diketuai oleh perempuan, biasanya menjadi partai yang lebih memiliki ideologi dan pengamalan yang kuat terhadap bernegara. Lihat PSI dan PDI-P. Kedua partai yang dikeloni oleh perempuan, yakni Megawati dan Grace Natalie, menjadi dua partai yang memiliki tulang punggung. Mengapa?
Karena orang-orang yang ada di partai itu, diurus dengan sangat baik. Sosok ibu dan sosok pengasuh muncul dalam partai itu.
Hal kedua yang harus kita sepakati bersama adalah bahwa perempuan memiliki hak yang sama dalam mengakses sarana dan prasarana negara. Salah satunya mengendarai motor. PSI hadir dalam memberikan protes terhadap peraturan daerah yang mengunci potensi perempuan rapat-rapat.
Perempuan diatur untuk tidak mengendarai motor, hanya karena ngangkang. Dan ngangkang dianggap sebuah hal yang melanggar aturan keagamaan tertentu. Ini menjadi sebuah hal yang aneh. PSI berteriak meminta untuk perda semacam ini dihilangkan dan dibumihanguskan dari bumi Indonesia ini.
Maka sebenarnya jika kita melihat dan memahami sedikit lebih jauh lagi mengenai penolakan PSI terhadap perda agama, itu adalah penolakan terhadap perda yang mempersulit. Bukan urusan agama murni. Ini bicara tentang kebebasan wanita berpendapat.
Maka PSI hari ini hadir, untuk membebaskan para kaum Hawa, agar bisa menjadi pribadi yang lebih utuh. Manusia Indonesia. Yang selaras dengan visi misi Joko Widodo. Membangun infrastruktur, membangun manusia. Peran perempuan akan diperkuat!
Oleh: Manuel Mawengkang, pria tampan dari timur.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)