Skip to main content
Categories
Budaya

“Pull A Pig”, Lelucon Tidak Lucu yang Hancurkan Hati Perempuan

Pernah dengar soal Pull A Pig?

Saya menemukan istilah ini saat membaca berita tentang seorang gadis asal UK bernama Sophie Stevenson. Untuk yang belum tahu soal Sophie, izinkan saya berkisah sedikit tentangnya.

Jadi Sophie, gadis 24 tahun ini bertemu dengan seorang cowok Belanda,  Jesse Mateman saat sama-sama liburan di Barcelona. Singkat cerita, keduanya dekat dan menjalin hubungan jarak jauh. Sophie yang dimabuk asmara ini lalu berinisiatif ke Amsterdam untuk bisa bertemu pujaan hatinya. Namun sampai di bandara, bukannya mendapat pertemuan indah dan romantis seperti yang diimpikan selama ini, Jesse malah mengiriminya pesan berbunyi “You were pigged. It was all a joke.”

Rupanya, Sophie adalah korban permainan yang disebut “Pull A Pig”. Sebuah lelucon yang rupanya populer di kalangan cowok-cowok Eropa. Aturan mainnya adalah, sekelompok cowok akan mendekati cewek yang dianggap aneh, jelek, dan tidak menarik, lalu diajak berkencan. Pemenangnya adalah dia yang berhasil jadian dengan cewek yang paling jelek.

Pesan yang dikirim Jesse tersebut mengonfirmasi bahwa Sophie adalah korban permainan yang sama sekali nggak lucu ini. Nggak kebayang sakitnya kalau kita yang berada di posisi Sophie.

Perempuan, pada dasarnya cenderung lebih mudah menemukan kekurangan dalam dirinya sendiri. Jangankan yang memang punya kekurangan fisik, yang terlihat cantik sempurna saja masih bisa ngeluh “Duh, kok bahu aku kegedean ya?”, “Hidung aku terlalu miring ke kiri deh”, “Bibir aku ga simetris. Gajian bulan depan harus sulam bibir!”, “Kok aku gendut banget sih?!?!”, dan sederet keluhan lainnya yang sebetulnya justru luput dari penglihatan orang lain.

Perempuan sudah sering tersiksa dengan pikirannya sendiri. Sudah menderita sendiri dengan usaha mengejar “standar kecantikan tidak resmi” yang ditetapkan orang-orang. Belum lagi biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk make up dan perawatan. Apa coba yang gratis?  Lha krim dan cukuran bulu ketek aja perlu beli lho. Segelintir doang yang tahan sakitnya nyabutin satu-satu.

Jadi kenapa harus ditambahin penderitaannya dengan jadi korban permainan konyol macam “Pull A Pig”?  Kenapa joke begini harus ada, sih? Tega banget asli yang menciptakan.

Tapi, Ladies. Kita -perempuan-, memang nggak bisa mencegah kaum laki-laki yang otaknya kurang se-ons itu berhenti bertindak konyol. Mereka mau sampai kapanpun nggak akan ngerti, betapa penghinaan semacam itu benar-benar meremukkan perasaan cewek. Mereka mungkin lupa, kalau mereka juga lahir dari rahim seorang perempuan.

Yang bisa kita lakukan adalah berterima kasih pada Sophie. Oleh pengalamannya kita diingatkan agar jangan bertindak bodoh. Sejatuh cinta apapun dengan laki-laki, jangan melulu ikutin perasaan. Logikamu harus tetap jalan. Jangan terlalu cepat menyerahkan hati (dan tubuh)mu apalagi untuk laki-laki yang baru dikenal.

Bukan berarti terus jadi paranoid sama laki-laki juga. Tapi uji dulu, pastikan laki-laki itu memang pantas untuk dicintai. Keep strong, dan jangan keseringan melihat kekurangan diri sendiri. Fokus pada kelebihan yang ada padamu, percaya diri, plus selalu bersyukur pasti akan membuatmu lebih bersinar.

Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)

Subscribe our newsletter?

Join Newsletter atau Hubungi Kami: [email protected]

Inspirasi
BelanjaKarirKecantikanKehidupanKeluargaIndeks
Let's be friends