Sadis! Prabowo Menyerukan untuk Merampok Tetangga yang Sedang Kesusahan
- Post AuthorBy Erri Subakti
- Post DateMon Aug 06 2018
Selamat pagi Kanjeng Pembaca yang budiman, perkenankan saya Mba Sri, warga di pojokan Jakarta pagi ini mengutarakan sesuatu yang sejak kemarin mengganjal di dada.
Sejak kemarin ramai sekali ya di media-media judul berita seruan Pak Jokowi di Sentul yang juga Mba Sri hadiri, yang seharusnya berbunyi lengkap begini,
“Jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani,”
“Jangan ngajak. Kalau diajak?” tanya Jokowi ke relawan.
“Berani!” Jawab relawan.
Yang kemudian dijadikan judul-judul bombastis di media-media, dan diartikan secara harafiah oleh lawan-lawan politiknya.
Wahai para kanjeng musuh politik Pak Jokowi! Kalian semua punya otak, tho? Kok ndak di pakai, tho…
Emak-emak kaya saya aja paham, serap semua perkataan Pak Jokowi, lalu telaah dengan baik. Jangan diambil bagian buntutnya saja. Sampeyan semuanya pada punya otak ndak, sih? Asal ngoceh kanan kiri dan membodoh-bodohi orang.
Jangan ngajak, tapi kalau diajak?
Masa kita harus diam saja kalau diajak berantem perang data di medsos? Ya harus dilawan, tho? Yang sebar data hoax, maka dilawan dengan keadaan yang sebenarnya.
Masa kita diam saja ketika kalian sebar hoax dan fitnah?
Ya harus dilawan tho?
Masa kami harus diam saja dengan bacot-bacot kalian yang demen menyebarkan hoax dan fitnah?
Masa kami harus diam saja ketika kami ditekan-tekan seperti kasus ibu-ibu di CFD yang bawa anak saat itu oleh kaum kalian itu, tho? Masing inget? Kaum-kaum dungu yang doyannya main keroyokan sama perempuan.
Harus BERANI kalau diajak kelahi! Enak saja tho, nyuruh kami pasrah diinjak-injak. Memangnya kalian? Suka teriak-teriak memprovokasi, tapi baru dijabanin dengan sikap BERANI kelahi saja cemen dan mewek-mewek!
Seperti kita semua para orang tua mengajarkan anak-anak kita, harus berani! Jangan takut! Tapi jangan pula ngeduluin!
Seruan Pak Jokowi mengajak kami untuk tidak takut tekanan, tidak takut melawan, tidak jadi pengecut! Tapi juga jangan duluan cari-cari masalah, sebar fitnah, menjelek-jelekan dan mencela.
Tapi kalau sampeyan jual, ya kami beli.
Paham nopo mboten sampeyan? Mikir donk kalau otaknya masih ada.
Ngomong-ngomong kenapa, tho? Kok sampeyan pada kebakaran jenggot dengan seruan Pak Jokowi? Nenek Neno sendiri juga teriak-teriak perang. Memang di mana salahnya kalau kita diajarkan untuk berani ‘kelahi’ dan melawan?
Kalau kalimat Pak Jokowi bisa seenaknya sampeyan-sampeyan comot bagian belakangnya dan digoreng asam pedas, maka jangan kalian juga protes dengan Mba Sri yang menjadikan kalimat Pak Prabowo yang menyerukan: Rampoklah tetanggamu yang sedang kesusahan, sebagai judul tulisan.
Jadi memang Pak Prabowo menyerukan untuk merampok, ada bukti videonya, lho. Di bawah ini mba Sri sajikan kalimatnya. Atau tonton saja videonya cari sendiri di google, jangan malas. Kata kuncinya: rampoklah rumah yang sedang terbakar.
“Bapak ibu kita kalau mengajarkan anak kita, Nak belajar yang baik, jadi orang yang baik, kalau besar jadi orang baik membantu orang, membantu tetangga. Kalau strategi tidak begitu, kalau perlu kau rampok tetanggamu yang sedang kesusahan,”
Tuh silahkan dibaca kesadisan Pak Prabowo.
Bagaimana sadisnya dia menyuruh orang merampok tetangga yang sedang kesusahan. Sadis, tho?
“Strategi kelima bunyinya loot a burning house rampoklah rumah yang sedang terbakar. Arti daripada strategi ini, penjelasan aslinya adalah: jika rumah seseorang sedang terbakar, gunakan kesempatan daripada kekacauan yang timbul, untuk mencuri harta kekayaannya,”
Itu di atas ajaran Pak Prabowo. Merampok dan mencuri rumah tetangga yang sedang kebakaran.
Kalau Pak Jokowi mengajak relawan untuk berani kalau diajak berantem oleh sampeyan, maka Prabowo ngajak merampok orang yang sedang kesusahan.
“Saya ulangi, jika rumah seseorang sedang terbakar, gunakan kesempatan daripada kekacauan yang timbul, untuk mencuri harta kekayaannya.”
Sadis dan kejam sekali ya Pak Prabowo? Nyuruh orang merampok tetangga yang sedang kesusahan�ȏ�ȏ.
Mba Sri aja gilo.
Sadisnya Pak Prabowo ndak terkira.
Ndak usah ngajari Mba Sri juga untuk menelaah kalimat tersebut, hawong kalian sendiri juga mengambil buntut dari sebuah kalimat yg sebenarnya kalimat baik untuk dijadikan gorengan. Suka-suka Mba Sri donk…
Jangan ngajak berantem, tapi kalo diajak harus BERANI. Mudeng ndak maksudnya? Mba Sri sedang melakukannya. Ndak usah nyubit kalau ndak mau dicubit.
Sampeyan jualan, Mba Sri beli!
Trims
Mba Sri
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)