Sejak Kapan Ke-solehan Perempuan Ditimbang Dari Berat Badan?
- Post AuthorBy Margaretha Diana
- Post DateThu Jul 19 2018
Ngomongin berat badan sama perempuan itu berat loh, beneran berat. Karena ngga ada bedanya sama ngomongin umur sama perempuan. Bakal ada acara baper, karena itu bahasan sensitif ngga pake tespek.
Kenapa, karena banyak perempuan yang ngerasa dituduh ngga punya berat badan yang proporsional, kalau sudah ditanya tentang berat badan. Coba aja tanya berat badan ke seorang perempuan, paling jawabannya bukan angka, tapi malah pertanyaan balik,
”Kenapa emangnya, aku gemukan ya, pipiku tembem ya, lengenku gede ya, perutku buncit ya?”
Iyuh, makae, sekali-kali jangan wes, ngomongin berat badan, atau umur ke perempuan. Kecuali memang lagi ngisi data kependudukan, atau kartu kesehatan, lain acara. Tapi kalau cuma iseng nanya, nanti dulu dah.
Dan perkara berat badan ini memang ambigu. Banyak perempuan gemuk yang mati-matian pengen kurus, biar dianggap seksi dengan body ala peragawati. Sementara disisi lain, banyak pula perempuan kurus yang pengen gemuk, pun sama, biar kelihatan seksi, ngga cuma tulang doang.
Padahal, yang lebih penting buat dipikirin, harusnya ya kesehatannya, bukan angka timbangannya.
E tapi, ngomong-ngomong tentang angka timbangan, jadi geli sendiri, kalau inget tausiah ustad yang katanya lagi terkenal di kalangan anak-anak muda itu. Yang potongan video tausiahnya lagi wara wiri di media sosial.
Mas ustad itu bilang, bahwa perempuan solehah itu bisa dilihat dari berat tubuhnya yang ngga nyampe 55kg. Dan dia ’membawa’ nama Aisyah, sebagai gimmick pernyataannya.
Entah itu ngomong serius, atau sekedar bercanda, ngga ngerti juga si. Tapi ya maaf, kok kesannya seksis ya, menimbang kualitas seorang perempuan hanya dari berat badannya saja. Dan lagi jelas ngawur lah, kalau kesalihah-an seorang perempuan dapat ditimbang dari berat badannya tok.
Jelas ini ngawur lah, memang sejak kapan sih, iman seseorang ditimbang dari berat badannya, bukan perbuatannya?
Lagian enak dong, kita, perempuan, ngga perlu berbuat baik, ngga perlu melaksanakan kewajiban kita sebagai umat beragama, cukup mempunyai berat badan kurang dari 55kg saja, untuk bisa menjadi seorang wanita soleha.
Kalimat itu, sebenarnya tak patut diucapkan, bahkan bukan oleh seorang ustad sekalipun. Dan celakanya, wacana itu justru dilemparkan oleh seorang ustad, yang notabene menjadi panutan pula oleh banyak orang. Pun dalam posisi sedang berdakwah pula, apa malah ngga jadi sebuah dakwah yang menyesatkan?
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)