Setelah Mangga Alpukat, Kini Hadir Mangga Pisang
- Post AuthorBy Peran Perempuan
- Post DateMon Dec 03 2018
Setelah booming mangga alpukat, mangga yang bisa dikupas atau dibuka seperti membuka buah alpukat, peneliti Indonesia kini mengembangkan buah varietas baru yang disebut mangga pisang.
Mangga pisang ini ada di Kebun Percobaan Cukurgondang, di Kecamatan Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Nama asli mangga ini adalah Agri Gardina. Varietas mangga yang dikembangkan ini bukanlah perkawinan silang mangga dengan pisang, tapi persilangan mangga arummanis dengan mangga saigon. Dinamakan mangga pisang karena begitu dipetik, bisa dikupas seperti dan langsung makan seperti pisang. Ujurannya kecil, sekitar 175 gram per buah.
Para peneliti Badan Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian mengaku membutuhkan ketekunan selama 12 tahun (2013-2014) untuk menghasilkan Agri Gardina.
Pengembangan varietas unggul tanaman mangga, seperti mangga pisang, memang tugas utama dari Kebun Percobaan Cukurgondang ini. Dengan koleksi sebanyam 208 jenis mangga, ditambah 165 varietas hasil persilangan serta 105 koleksi baru, kebun ini tak lain merupakan kebun koleksi plasma nutfah mangga terlengkap di Asia Tenggara dengan jenis pohon dari beberala benua: Asia, Amerika, Australia.
Karenanya, kebun seluas 13,02 hektare ini tidak hanya mengoleksi tetapi juga menyediakan kesempatan untuk pengembangan varietas baru yang lebih luas. Kepala Kebun Percobaan Cukurgondan, Endriyanto menerangkan koleksi yang sangat kaya tersebut menjadi modal buat peneliti.
Peneliti Balitbangtan yang mengepalai penelitian mangga ini, Rebin menyatakan mangga ini sangat cocok untuk agrowisata. “Wisatawan bisa memetik mangga, langsung dimakan karena mengupasnya mudah sekali. Seperti mengupas pisang,” kata di lokasi Rebin pada Sabtu (1/12/2018).
Mangga ini tidak terlalu besar tapi punya kualitas yang merangkum mangga aromatik yang harum dan manis, sekaligus mangga eksotik yang enak dipandang baik warna maupun bentuknya.
“Hanya butuh sekitar satu tahun, bibit yang ditanam sudah bisa berbuah. Lebih cepat dibanding mangga pada umumnya yang butuh tiga tahun bahkan lebih,” ujar Rebin. “Kelebihan lain adalah, meski pucuknya dipotong untuk dijadikan bibit, batang yang telah dipotong bahkan tetap bisa menghasilkan bunga,” tambahnya dengan antusias.
Mangga pisang ini juga sudah dilirik beberapa negara seperti Selandia Baru, Perancis dan beberapa negara lain. “Mereka meminta buah dan bibitnya, tapi karena masih tahap pengembangan dan populasi tanam belum luas, sehingga belum dalam sekala ekonomi belum bisa memenuhi,” papar Endriyanto.
Kebun Percobaan Cukurgudang membagikan 21.000 batang bibit mangga pisang kepada petani tahun ini, dan diharapkan mampu berkembang menjadi sklala industri di masa depan.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)