Skandal Pelecehan Seksual pada Piala Dunia
- Post AuthorBy Margaretha Diana
- Post DateSun Jul 01 2018
Yang namanya keriuhan perhelatan akbar piala dunia sepakbola, memang selalu menjadi perhatian banyak pihak. Tak hanya perhelatan akbarnya saja yang digelar selama 4 tahun sekali, tapi juga negara-negara serta segala pernak pernik yang menjadi simbol kompetisi tingkat dunia tersebut.
Tahun ini, giliran pihak Rusia yang menjadi tuan rumah pertandingan ini. Lebih dari 2,5 juta tiket pertandingan, telah terjual habis, dibeli oleh suporter dari berbagai negara. Terutama suporter dari negara yang lolos kualifikasi piala dunia.
Belum lagi ramainya awak media yang meliput perhelatan akbar ini dan serba-serbinya. Hampir seluruh media massa besar maupun kecil mengirimkan wartawannya ke sana, untuk meliput. Baik laki-laki maupun perempuan sibuk meliput serba-serbi dan pernak pernik pertandingan di setiap sudut kota.
Dan sayangnya, skandal pelecehan seksual kembali mewarnai dan menodai liputan piala dunia sepakbola kali ini. Repotnya lagi perbuatan tidak menyenangkan itu tak hanya dialami oleh satu orang reporter perempuan.
Salah satunya dialami oleh Julia Guimaraes, reporter olahraga perempuan asal Brazil ini tak hanya sekali mendapatkan pelecehan seksual, saat tengah melakukan laporan secara langsung. Guimaraes, yang bekerja untuk televisi Globo Brazil ini, sempat dipegang bagian dadanya oleh seorang pria tak dikenal. Tak hanya itu, pria gila ini bahkan mencium pipi Guimaraes, saat memegang dada Guimaraes yang tengah melaporkan secara live, melaporkan hasil pertandingan antara Senegal melawan Jepang, untuk media tempatnya bekerja.
”Don’t do this. Never do this again. Don’t do this. I don’t allow you to do this, never, Ok? This is not polite. This is not right. Never do this. Never do this to a woman, ok? Respect.”
Demikian kata Julia Guimaraes terhadap lelaki yang telah menyentuhnya tersebut.
Guimaraes pantas marah, karena ia pun mendapatkan perlakuan yang kurang lebih sama, saat ia meliput pertandingan antara Mesir melawan Uruguay. Tak hanya Guimaraes, Globo, media tempatnya bekerja pun turut mengeluarkan kecaman terhadap kejadian tersebut. Lewat cuitannya di twitter, akun @globoesportecom, membagikan video yang berisi kejadian memalukan tersebut, beserta caption yang mengecam serta menyayangkan pelecehan seksual tersebut.
Kejadian yang tak kalah menyedihkan yang kurang lebih sama, juga dialami reporter perempuan yang bernama Julieth Gonzales dari media asal Jerman, Deutsche Welle.
Gonzales juga mengunggah potongan video saat ia mendapatkan pelecehan seksual tersebut di laman media sosialnya, twitter. Lewat akunnya @julietgonzaleztheran, ia mengunggah video tersebut disertai caption:
“Respect! Kami tak pantas menerima perlakuan itu. Kami ini sama berharganya dengan tenaga profesional lainnya. Saya membagikan informasi positif tentang sepakbola. Tapi kita tetap harus memiliki batasan antara ungkapan sayang dan pelecehan.”
Rangkaian kejadian di atas, sebenarnya telah lama menjadi bahasan di antara para jurnalis perempuan yang kerap mendapatkan perlakuan tak pantas saat ada di lapangan untuk bekerja.
Dan atas alasan tersebut, awal tahun ini, para jurnalis perempuan di Brazil melakukan #DeixaElaTrabalhar movement, atau dalam bahasa Inggris berarti ’Let Them Work’.
Mereka membuat sebuah video pendek, guna mengkampanyekan gerakan ini. ”We are women and we are professionals,” demikian ungkapan para jurnalis perempuan yang bersuara di video tersebut.
Memang pada akhirnya, mereka semua memang bekerja secara profesional, bukan sekedar bergaya atau mencari perhatian saja di depan kamera. Dan dalam situasi apapun, tak pantas rasanya, para perempuan mendapatkan perlakuan tak senonoh semacam itu.
Web kolaboratif, konten adalah tanggung jawab penulis (Redaksi)